PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Anggota Dewan Perwakilan Daerah Replublik Indonesia (DPD RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah (Kalteng) Dr Agustin Teras Narang SH MH menyoroti rilis Badan Pusat Statistik (BPS), tetang data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 ini.
“Terlihat data ekonomi negara kita telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik, yaitu sebesar 5,12 persen,” kata Teras Narang.
Namun Teras mengkritisi karena pertumbuhan ekonomi tersebut masih didominasi oleh kegiatan ekonomi di Pulau Jawa.
“Terlihat belum terjadinya pertumbuhan ekonomi yang merata bagi daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Selain itu pula, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional. Ini menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan. Terutama melakukan evaluasi dan revitalisasi atas kebijakan ekonomi 10 tahun terakhir, termasuk Proyek Strategis Nasional, yang selama ini dinarasikan untuk mendorong pemerataan pembangunan dengan semangat Indonesia sentris,” ujarnya.
Selanjutnya, lanjut Mantan Gubernur Kalteng 2 Periode ini, dari evaluasi ke depan untuk dilakukan perbaikan serta terobosan baru untuk mempercepat pemerataan pembangunan di seluruh wilayah NKRI, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, berkemanfaatan, dan berkesejahteraan. Dalam hal ini, pemerintah pusat harus juga terus berupaya mendorong percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi tersebut.
”Oleh karena itu saya mendorong kolaborasi dan gotong royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku ekonomi dan investor serta pelibatan aktif elemen masyarakat di daerah,” ajaknya.
Teras memotivasi untuk memberikan semangat keadilan, kepastian, kemanfaatan, dan kesejahteraan bagi daerah. Ciptakan suasana kondusif, kedamaian, keamanan yang melahirkan inovasi serta pengembangan investasi merata di seluruh daerah tanah air.
“Demikian agar pertumbuhan ekonomi yang baik dan merata tidak hanya terjadi di salah satu pulau saja, tidak juga hanya terjadi dalam data, tetapi juga fakta di tengah masyarakat daerah seluruh Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” pungkasnya. ist