PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Ketua DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Arton, mengkritisi pelaksanaan Program Food Estate yang berjalan di wilayah Kalteng. Menurutnya, meskipun program tersebut merupakan inisiatif dari pemerintah pusat, pelaksanaan di daerah tidak berjalan sesuai harapan.
“Program ini terkesan luar biasa, padahal kenyataannya biasa saja,” ujar Arton saat menghadiri jalan sehat antara jajaran Pemprov dan DPRD Kalteng, baru baru ini di Istana Isen Mulang.
Ia menilai luas lahan efektif yang digunakan jauh dari klaim yang selama ini disampaikan pemerintah. Arton menjelaskan, salah satu kendala utama adalah metode survei yang digunakan untuk menentukan lahan program.
“Survei banyak dilakukan dengan drone, bukan survei darat, sehingga vegetasi dan kontur tanah tidak terukur akurat,” jelasnya.
Menurut Arton, banyak lahan yang masuk dalam program ternyata berupa lahan berair dan cekung, yang tidak cocok untuk ditanami padi.
“Namun tetap dipaksakan masuk dalam program,” katanya.
Akibatnya, lanjut Arton, sasaran dari Program Food Estate menjadi tidak tepat sasaran. Ia mengingatkan pentingnya peninjauan ulang dan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program tersebut.
“Kami berharap pemerintah pusat bisa mendengarkan masukan dari daerah agar program ini benar-benar berjalan sesuai tujuan,” pungkasnya. Jef