Krisis Air Bersih, Hampir Sebulan Desa Rungun Terendam Banjir 

Krisis Air Bersih, Hampir Sebulan Desa Rungun Terendam Banjir 
BANJIR-Akibat curah hujan tinggi, debit air sungai Lamandau terus meningkat, hal tersebut mengakibatkan pemukiman penduduk dan fasilitas umum yang ada di Desa Rungun, Kecamatan Kolam Kobar, terendam banjir.FOTO ISTIMEWA

+406 KK Atau 1.500 Jiwa Masih Bertahan

PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Akibat curah hujan tinggi, debit air sungai Lamandau terus meningkat, hal tersebut mengakibatkan pemukiman penduduk dan fasilitas umum yang ada di Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, terendam banjir, masyarakat kini sangat membutuhkan bantuan air bersih dan sembako.

Kepala Desa Rungun Bobi Harianto mengatakan bahwa banjir yang melanda desanya terjadi sejak akhir bulan Agustus 2025, hingga saat ini banjir belum kunjung surut, dimana banjir telah merendam pemukiman penduduk bahkan akses jalan utama pun tidak bisa dilewati.

“Jalan menuju desa Kami sudah tidak bisa di lalui karena terendam banjir , sehingga warga kami harus menggunakan perahu untuk melakukan aktivitas keluar desa,  sebab banjir telah merendam akses utama ,bahkan fasilitas umum pun terendam banjir, hampir satu bulan belum surut juga,” ujar Bobi Harianto, Rabu (24/9) saat menghadiri Lounching Inovasi SISEGA.

Bobi menyampaikan jumlah penduduk desa Rungun sebanyak 406 kepala keluarga atau 1.500 jiwa, saat ini masih tetap bertahan di rumah masing-masing meski banjir telah merendam rumah mereka, sebagian besar warga membuat panggung di dalam rumah agar tetap melakukan aktivitas.

“Saat ini kami membutuhkan bantuan air bersih, karena hampir semua rumah terendah banjir sehingga berdampak kesulitan mendapatkan air bersih, untuk bantuan belum ada, meski kami telah melaporkan kondisi desa saat ini,” ujar Bobi dengan penuh prihatin.

Menurut Bobi, kedalaman air rata rata mencapai 1 meter, sehingga mesin air milik warga pun tidak bisa berfungsi, hal ini yang mengakibatkan warga sangat membutuhkan air bersih terutama untuk minum dan memasak.

“Kami harapkan juga perhatian dari pemerintah daerah perihal akses jalan utama desa kami , agar sekiranya di tinggikan, pasalnya jika musim penghujan tiba maka akses jalan tersebut terendam dan akses kami terputus, jalan satu satunya hanya melalui sungai,” ujar Bobi Harianto. (Yulia)