KERACUNAN MASSAL PESERTA PESPARANI SALAH SIAPA?, Gubernur Tunggu Hasil Pihak Berwajib  

KERACUNAN MASSAL PESERTA PESPARANI SALAH SIAPA?, Gubernur Tunggu Hasil Pihak Berwajib  
KERACUNAN- Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran menjenguk salah satu peserta Pesparani yang diduga keracunan makanan, di RS Betang Pambelum.FOTO TABENGAN/DIRMANTIO/ADE KURNIAWAN/ISTIMEWA

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Sebanyak 38 peserta Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dilarikan ke Rumah Sakit Betang Pambelum, Palangka Raya, Minggu (23/11) petang setelah mengalami gejala keracunan makanan.

Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran langsung turun menjenguk para peserta Pesparani Katolik I Tingkat Kalteng yang diduga mengalami keracunan. Para peserta tersebut sebelumnya mengalami gejala mual, pusing, muntah hingga diare usai menyantap sarapan di Gedung Olahraga (GOR) Serbaguna Indoor, Jalan Tjilik Riwut Km 5 Palangka Raya.

Puluhan peserta yang mengalami gejala tersebut segera dirujuk ke RS Betang Pambelum Palangka Raya untuk mendapatkan penanganan medis. Saat membezuk, Gubernur memastikan seluruh biaya perawatan peserta yang terdampak sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Kalteng.

“Biaya pengobatan semuanya dijamin oleh Pemprov Kalteng. Ini musibah, dan kita memastikan mereka mendapatkan penanganan terbaik,” katanya saat diwawancarai awak media.

Gubernur menyampaikan, dugaan sementara memang mengarah pada kemungkinan keracunan makanan. Namun, ia menekankan bahwa pihaknya menunggu hasil penyelidikan resmi dari aparat berwenang untuk memastikan penyebab pasti kejadian tersebut.

“Kejadian ini betul diduga keracunan, tapi kita tunggu hasil pihak yang berwajib. Jangan berspekulasi dulu, kita harus pastikan semuanya berdasarkan pemeriksaan resmi,” ujarnya.

Dalam koordinasinya bersama panitia Pesparani, Agustiar mengungkapkan bahwa peserta yang mengalami musibah ini berasal dari salah satu kabupaten/kota.
“Saat kami koordinasi dengan ketua panitianya, dari tiga kabupaten/kota yang hadir, hanya Kota Palangka Raya saja yang terdampak. Catering-nya juga berbeda-beda, termasuk waktu makan masing-masing rombongan,” jelasnya.
Meski demikian, Gubernur bersyukur kondisi para peserta mulai menunjukkan perkembangan positif. Saat menjenguk para pasien, ia melihat sebagian besar sudah dapat tersenyum dan menunjukkan tanda-tanda membaik.

“Kita doakan saja. Tidak ada yang menginginkan musibah seperti ini terjadi. Syukurnya, banyak yang sudah stabil dan bahkan ada yang diperbolehkan pulang. Yang kami temui tadi juga sudah banyak yang tersenyum,” ucapnya.

Ia menegaskan, Pemprov Kalteng akan menindaklanjuti kejadian ini secara serius. Jika ditemukan unsur kelalaian atau kesengajaan dari pihak penyedia makanan, maka penindakan hukum akan dilakukan sesuai prosedur.
“Tentu kita selidiki dulu. Kalau ada yang terlibat, itu sudah masuk ranah kriminal. Jika tidak ada unsur kesengajaan, nanti pihak berwajib yang menentukan langkah selanjutnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pesparani Kalteng Sutoyo, membenarkan bahwa 38 peserta mengalami gejala seperti mual dan muntah. Hingga Minggu malam, 14 peserta masih menjalani rawat inap dan 5 orang dalam proses persiapan pulang.

“Yang sudah rawat inap 14 orang, persiapan pulang 5 orang, sisa orang di sini ada 24 orang dan kemungkinan nanti tinggal 19 orang,” jelas Sutoyo, yang juga Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kalteng.

Sutoyo menegaskan, insiden ini di luar dugaan panitia. “Saya yakin tidak ada yang mengharapkan hal seperti ini terjadi, apalagi di acara keagamaan. Semoga semua peserta yang sakit segera pulih,” ujarnya.

Salah satu orangtua pasien, Rusriendi (62), menuturkan bahwa putranya, Julius Evan (31), mulai merasakan gejala setelah menyantap sarapan yang baru dimakan usai ibadah Misa pada pukul 11.30 WIB.

​“Setelah itu dia mengalami muntah-muntah sampai delapan kali, sebelum akhirnya harus dirawat, sehingga dia kekurangan cairan dan harus diinfus,” ungkap Rusriendi di IGD RS Betang Pambelum.

​Julius Evan menambahkan, makanan kotakan yang ia konsumsi berisi nasi, ayam suwir, bihun, buah pisang, dan telur dadar.

Pantauan Tabengan di RS Primaya Betang Pambelum hingga pukul 18.44 WIB, puluhan pasien masih mendapatkan perawatan intensif dari petugas medis di ruang UGD. Suasana harap-harap cemas tampak di area lobi rumah sakit, tempat para keluarga peserta menunggu hasil pemeriksaan dari pihak medis. rmp/dte/mak