PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Sekitar 4.000 orang perwakilan kelompok tani Dayak Misik dari 800 desa se-Kalimantan Tengah akan melakukan unjuk rasa besar-besaran di Palangka Raya. Demo dilakukan untuk menuntut agar program tani Dayak Misik diakomodir dalam kegiatan reforma agraria.
Ketua Forum Kelompok Tani Dayak Misik Siun Jarias, di Palangka Raya, Senin (8/5), mengatakan, program kelompok tani Dayak Misik ini sudah berjalan sejak 3 Oktober 2014 dan sampai saat ini telah terbentuk di 800 desa di Provinsi Kalteng.
Bahkan pihaknya sudah bertemu dengan Presiden dan menteri terkait, serta diminta memberikan paparan terkait program kelompok tani Dayak Misik tersebut. “Pemerintah Pusat menilai bahwa program ini bagus dan bisa menjadi contoh nasional,” ujarnya.
Karena itu, kata Siun, pihaknya menilai program Dayak misik tersebut sesuai dengan program Presiden yaitu kegiatan reforma agraria. Di mana ada 21,7 juta hektare yang akan diberikan kepada rakyat yaitu, 12,7 juta ha untuk sektor kehutanan dan 9 juta ha untuk disertifikasi.
Siun menyatakan, pihaknya optimistis program ini akan terakomodir. Namun saat program ini turun ke Kalteng, kemudian pihak-pihak yang berwenang melaksanakan program itu “menjajakan” kepada semua orang. Akibatnya kelompok tani Dayak Misik yang mengusulkan sejak awal dan sudah diakomodir oleh Presiden, bisa tidak dapat apa-apa.
Untuk memastikan agar program kelompok tani Dayak Misik ini terakomodir dan diprioritaskan, pihaknya akan melakukan unjuk rasa besar-besaran dengan peserta sekitar 4.000-5.000 orang, perwakilan dari 800 desa.
Siun mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Kalteng dan tinggal menyampaikan permohonan tertulis. Namun demo tersebut bisa diurungkan, apabila Gubernur dan seluruh unsur pemerintah di Kalteng menyetujui program Dayak Misik ini terakomodir di reforma agraria.
“Kenapa kami sebut Pak Gubernur, karena program Dayak Misik ini masuk dalam visi misinya dan beliau sudah bicara di media bahwa beliau akan mendampingi program Dayak Misik ini. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda Gubernur akan merealisasikan program ini,” kata Siun.
Sementara itu, Pembina Forum Kelompok Tani Dayak Misik Sabran Ahmad mengatakan, program ini sudah lama didengungkan, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda akan diakomodir. Bahkan beberapa waktu lalu saat Presiden datang ke Kalteng membagikan sekitar 1.000 sertifikat, namun itu tidak untuk Dayak Misik.
“Kenapa transmigrasi bisa diberi, namun masyarakat lokal tidak, sehingga ini yang kita minta keadilan. Saat ini masyarakat Dayak sudah miskin plus tidak bisa membakar lahan untuk berladang, namun solusi tidak ada. Program tani Dayak Misik sama sekali tidak digubris,” tegasnya.
Pihaknya menilai bahwa program tani Dayak misik ini salah satu cara untuk tidak membakar, tidak lagi ladang berpindah, dan juga untuk menurunkan kemiskinan. Karena kalau lahan seluas 5 ha per KK tersebut diberikan ke masyarakat, diakui legalitasnya, dan akan dikerjasamakan dengan investor agar lahan tersebut produktif, lahan tersebut bisa menjadi pemasukan bagi keluarga. dkw