PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Redni Kurnia Sari Sulisa (44) dan Albert Tuwan (14), harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Istri dan anak dari Damang Pahandut Marcos Tuwan ini menjadi korban pembacokan dari seorang pencuri yang tengah beraksi di kediamannya, Jalan Diponegoro No.12, Palangka Raya, Kamis (11/5) dini hari.
Albert mengalami luka robek pada bagian kepala sebelah kiri dan lengan kiri, sedangkan sang ibu mengalami luka robek pada bagian tangan kanan dan dada. Pelaku masuk ke rumah dengan cara mencongkel pintu jendela kamar Albert.
Marcos Tuwan, pada sejumlah wartawan mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Malam itu dirinya yang sedang tidur mendengar suara anak bungsunya berteriak dari kamar sebelah.
Mendengar itu, Marcos dan istrinya pun mendatangi kamar anaknya. Namun, pintu tidak bisa dibuka seolah ada yang menahan dari dalam. Sementara anaknya terus berteriak. Mengetahui itu, Marcos pun segera mencari senjata tajam dari kamar sebelah.
Ternyata, sekembalinya mencari senjata yang didapatkan hanya sapu. Sementara istri Marcos terlebih dulu bisa masuk kamar anaknya, karena pintu sudah bisa dibuka.
“Waktu itu keadaan lampu kamar telah dipadamkan. Saya sudah berpikiran, jika ada yang tidak beres dan saya mencari senjata,” kata Marcos saat berada di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya.
Kemudian, setelah masuk ke kamar anaknya, istrinya pun sempat menceritakan jika memeluk seseorang yang dikiranya adalah Albert. Ternyata orang tersebut malah berontak dan membacok Retni. Kemudian kabur melalui jendela kamar. Melihat pelaku kabur, Retni berteriak maling sembari berusaha mengejarnya.
Sementara, Marcos yang baru kembali ke kamar anaknya dan melihat pelaku kabur lewat jendela langsung mengejar melalui pintu depan. Pria ini lalu masuk ke mobil untuk mengejar pelaku.
Namun Marcos kehilangan jejak. Marcos kemudian mencari pelaku ke arah Panarung, namun sesampainya di depan Kantor Bappeda, tak juga ditemukan. Akhirnya Marcos kembali ke rumah.
“Saat berada di depan gerbang Kompleks PCPR, saya lihat anak dan istri saya sedang jalan kaki dengan kondisi penuh darah. Segera saya bawa ke rumah sakit,” tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa berdarah tersebut. Rumah Marcos Tuwan pun kini telah dipasang garis polisi untuk memudahkan pemeriksaan.
“Masih kita lakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Barang bukti yang diamankan satu bilah parang,” ucap Kapolsek Pahandut Kompol Ani Maryani singkat.
Sementara sejak pagi hingga menjelang siang, sejumlah kerabat dan tokoh masyarakat turut menjenguk kondisi kedua korban di kamar rawat inap. Di antaranya Ketua Umum DAD Kalteng Agustiar Sabran, Ketua Harian Internal DAD Kalteng Andrie Elia Embang, turut hadir pula 2 bakal calon Wali Kota Palangka Raya, Sipet Hermanto dan Tuty Dau.
Pada kesempatan itu, Agustiar Sabran pun mengungkapkan DAD Kalteng berduka atas peristiwa ini. Pihaknya pun meminta agar kepolisian bisa segera mengusut tuntas peristiwa tersebut dengan segera menangkap pelakunya.
“Keluarga DAD Kalteng berduka atas peristiwa ini. Kita minta kepolisian segera mengusut tuntas,” katanya.
Agustiar juga meminta agar segenap anggota DAD bisa menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat berwajib. Dia menerangkan jika peristiwa ini murni tindak pidana kriminalitas.
“Kita tidak ingin masyarakat salah tafsir atas peristiwa yang terjadi. Terlebih politik di Palangka Raya kian menghangat menjelang Pilwakot 2018 mendatang,” tuturnya.
Terkait kondisi kedua korban hingga sekarang, Humas Doris Sylvanus dr Theodore Sapta Admaja menjelaskan, kedua pasien mengalami luka robek multiple lebih dari 1 tempat.
“Ibu luka robek di bagian tangan, anaknya luka robek di kepala. Kita menerima pasien sekitar pukul 01.35 Wib. Untuk cedera kepala kita lakukan observasi 48 jam,” pungkasnya. Fwa