TAMIANG LAYANG/tabengan.co.id – Dalam berbagai kesempatan, Ketua DPRD Bartim Broelalano selalu mengingatkan agar masyarakat tidak berseteru satu sama lain di tahun politik, pemilihan legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden 2019 mendatang.
“Pilih pemimpin yang baik setelah itu rukun kembali. Jangan sampai dibawa bertahun-tahun suasana Pemilu masih ada, kebencian diangkat-angkat terus,” kata Broelalano, Senin (30/7).
DPRD segara kelembagaan mengajak agar masyarakat rukun, arif, dan bijaksana dalam menyikapi adanya isu berita bohong yang tersebar melalui sosmed. Seperti, WhasApp, instagram dan lain sebagainya. Imbauan ketua DPRD tersebut terkait dengan fenomena di masyarakat yang seringkali masih panas walaupun pemilu sudah selesai.
Broelalno menambahkan, jelang tahun politik mendatang, gesekan antarmasyarakat bisa saja terjadi karena merebaknya berita hoaxs. Menurut politikus asal PDIP ini, penyebaran berita hoax melalui media sosial akan semakin masif menjelang tahun politik.
“Penyebaran berita hoaks itu sudah terjadi pada Pilkada serentak tahun 2018. Apalagi di Bartim berlangsung panas,” kata Broelalno, namun karena masyarakat Bartim sudah mulai paham isu hoax, maka hasilnya Pilkada Bartim bisa berjalan tertib aman dan lancar.
Untuk itu, Broelalano mengimbau agar pemerintah melalui Dinas Kominfo dan lembaga terkait lainnya dapat melakukan sosialisasi anti hoax ke masyarakat, terutama ke sekolah-sekolah dan kelompok masyarakat, seperti diamanahkan dalam UU Bo.19/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Imbauan letua DPRD Bartim tersebut sebenarnya sudah dilaksanakan pemerintah melalui Melalui adanya seminar Kamtibmas “Dampak berita hoax, dan antisipasinya dalam rangka sukseskan agenda masional Pemilu tahun 2019 di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.
Ia menyadari bahwa konten negatif di media sosial tak bisa diatasi dengan cara blokir saja. Akan tetapi, dibutuhkan produksi konten-konten positif yang melibatkan semua pihak, termasuk atau tim Cyber dari Polri.
“Berita hoaks tak hanya bisa dilakukan dengan blokir-blokir saja. Humas harus mampu memilih dan memilah informasi dengan cara kita memberikan informasi dan konten positif,”katanya.
Agar tak gampang terjebak berita hoax, ada baiknya memperhatikan ciri-ciri berita hoax. Pertama, hoax bisa mengakibatkan kecemasan, kebencian dan permusuhan. Kedua, sumber beritanya tidak jelas, medianya tidak terverifikasi, tak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
Ketiga, hoaks juga bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul dan pengantarnya provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
“Yang ada di media sosial itu informasi, belum terverifikasi kebenarannya. Oleh karena itu, jika ada berita di media sosial, baca dengan teliti, klarifikasi kebenarannya, verifikasi dengan cara membandingkan berita yang sama dari sumber berbeda, jangan langsung diterima atau disebar ulang,” kata Broelalano. c-yus