46 Rumah di Kotim Terendam Banjir

SAMPIT/tabengan.co.id – Sebanyak 46 rumah warga di kawasan Natai Nangka, Desa Natai Baru, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terendam banjir.

Camat Mentaya Hilir Utara Samsurijal menginformasikan, air banjir yang menggenang cukup tinggi, bahkan sudah merendam lantai rumah penduduk.

“Untuk di RT 6 air sudah masuk ke dalam rumah. Warga membuat lantai darurat supaya tidak basah dan terendam air,” ujarnya, Jumat (14/12).

Hingga saat ini, katanya, seluruh warga bertahan di rumahnya masing-masing dan belum ada yang mengungsi. Banjir yang merendam puluhan rumah warga, disebabkan curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir.

Diprediksi apabila hujan terus-menerus turun, ketinggian air yang menggenang akan terus meningkat. Menurutnya, musibah ini sudah dilaporkan ke pihak kabupaten dan berharap banjir tersebut bisa segera surut.

Samsurijal menambahkan, pihaknya bersama pemerintah desa setempat mendata warga yang menjadi korban banjir. Kecamatan sedang memproses pengusulan bantuan sembako kepada Pemerintah Kabupaten untuk meringankan beban warga. Sebab banjir juga merendam lahan pertanian, sehingga sebagian warga tidak bisa beraktivitas.

“Kami sudah memantau langsung ke lokasi, kita semua berharap air banjir bisa segera surut, agar aktivitas warga kembali normal,” harapnya.

Ditutup Sementara
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menargetkan pembangunan jalan yang menghubungkan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) dan pengerjaan jembatan pile slab, selesai akhir 2019. Guna kelancaran pekerjaan, Pemprov Kalteng berencana menutup akses jalan itu untuk sementara.

Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah didampingi Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kobar Junni Gultom dan Kepala Dinas Perhubungan Kobar Hermon F Lion, Jumat (14/12), meninjau ke lokasi pekerjaan jembatan pile slab dan 3 titik banjir di Jalan Pangkalan Bun-Kolam.

“Saya diperintahkan ibu Bupati Kobar untuk melakukan monitoring terhadap pembangunan jalan penghubung Pangkalan Bun-Kolam, juga meninjau beberapa titik wilayah yang terkena banjir di ruas jalan ini,” kata Ahmadi.

Ahmadi menerangkan monitoring dilakukan, juga karena ada instruksi dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran bahwa mulai tahun 2019 akses jalan tersebut ditutup sementara.

“Hasil monitoring ini sebagai bahan pembahasan rapat pada 18 Desember 2018, apakah jalan itu akan ditutup total selama setahun atau waktu-waktu tertentu saja, sehingga kami punya bahan untuk menindaklanjuti instruksi Gubernur Kalteng,” jelas Ahmadi.

Dalam kesempatan itu, Ahmadi atas nama Pemkab Kobar sangat berterima kasih kepada Gubernur Kalteng yang begitu memerhatikan penyelesaian pembangunan jalan penghubung Pangkalan Bun-Kolam.

“Saat ini, jika musim penghujan, beberapa ruas terjadi banjir yang kedalamannya relatif ada yang sepinggang orang dewasa dan ada yang lebih dalam lagi. Mohon dukungan masyarakat karena cara satu-satunya dengan pembangunan pile slab yang tengah dikerjakan oleh Provinsi Kalteng,” ujar Ahmadi.

Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kobar Junni Gultom mengatakan Pemprov Kalteng menganggarkan sebesar Rp400 miliar untuk penyelesaian jalan dan pembangunan jembatan pile slab sepanjang 3 meter.

Dia menjelaskan pile slab itu akan dibangun mulai Km 28 sampai Km 30 dan Km 32 sampai Km 33. Progresnya saat ini memasuki pemasangan tiang pemancangan dasar, paling lama lima bulan. Kemudian dilanjutkan pemasangan lantai dasar karena target akhir 2019 sudah selesai dan jalan pun semuanya teraspal.

“Kami sangat berterima kasih karena Pemprov Kalteng telah memprioritaskan penyelesaian jalan penghubung ini. Dan, kami dari kabupaten hanya memberikan support serta membantu melakukan monitoring untuk dilaporkan kepada Pemprov,” kata Gultom. c-uli