KASONGAN/tabengan.co.id – Tingginya curah hujan yang mengguyur bagian hulu Kabupaten Katingan dan Gunung Mas beberapa hari belakangan, membuat sejumlah kecamatan di kedua kabupaten tersebut terendam.
Di Katingan, baru beberapa bulan bencana banjir melanda wilayah Kabupaten Katingan, kini banjir datang lagi. Bahkan cukup parah dari sebelumnya karena ketinggian air mencapai 2 meter lebih dan merendam hingga atap rumah warga.
Beberapa kecamatan dan puluhan desa terkena bencana banjir akibat luapan Sungai Katingan tersebut, antara lain Kecamatan Marikit, Katingan Hulu, Sanaman Mantikei dan Katingan Tengah.
Desa yang cukup parah terkena banjir yakni Desa Hiran, Rangan Surai, Samba Kahayan, Samba Bakumpai dan desa lainnya di 4 kecamatan tersebut.
Plt Bupati Katingan Sakariyas yang langsung turun melihat kondisi warga terkena banjir seperti di Desa Samba Bakumpai, Kecamatan Katingan Tengah pada Sabtu (15/7), menuturkan, banjir kali ini cukup tinggi dari banjir sebelumnya, sehingga diimbau kepada warga yang terkena banjir segera mengungsi ke rumah keluarga yang lebih tinggi dan tidak terkena banjir.
“Air saat ini sudah masuk ke rumah warga yang ada di Desa Samba Bakumpai, bahkan tingginya hingga pertengahan rumah. Untuk itu, saya mengimbau pada warga agar jangan bertahan di rumah karena sangat berbahaya, sebaiknya mengungsi ke tempat yang tinggi dan aman,” kata Sakariyas.
Menurut Sakariyas, bencana alam berupa banjir kali ini cukup parah dibanding banjir sebelumnya. Bahkan di Desa Samba Bakumpai rumah yang terendam banjir lebih dari 320 kepala keluarga. Kondisi banjir ini tidak diketahui akan berlangsung berapa lama karena cuaca sekarang selalu hujan.
Untuk itu, Sakariyas minta warga selalu waspada terhadap berbagai penyakit, apalagi di saat pascabanjir nantinya, karena sangat rawan munculnya berbagai macam penyakit.
“Kita nanti akan menggelar rapat dengan pihak terkait atau SOPD terkait untuk membahas hal ini. Apakah nantinya ditetapkan sebagai status darurat atau seperti apa, karena untuk mendapatkan bantuan pemerintah itu statusnya darurat,” terang Sakariyas.
Sementara itu, Camat Marikit Kalvin mengatakan, ketinggian air di beberapa desa di Marikit mencapai 2 meter lebih, bahkan ini sudah terjadi sejak 2 hari lalu dengan merendam ratusan rumah. Namun sekarang ini ketinggian air sudah mulai surut, tapi tidak menutup kemungkinan bisa kembali naik jika hujan terus melanda wilayah bagian hulu.
“Desa yang terendam banjir yakni Tumbang Hiran, Rangai Surai dan Tumbai Taei dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Dan mengenai bantuan warga kepada dinas terkait itu sudah diusulkan, namun belum datang. Sedangkan bagi warga yang rumahnya terendam banjir sekarang ini tinggal bersama sanak saudaranya yang rumahnya berada di dataran tinggi yang jauh dari banjir,” ungkap Kalvin.
Kepala Desa Samba Bakumpai Halim, Minggu (16/7), mengatakan, rumah warga yang terkena banjir sebanyak 300 lebih. Dengan ketinggian air hampir 2 meter, namun warga yang rumahnya terendam banjir tidak ingin mengungsi dan bertahan di rumahnya dengan membuat rumah panggung di dalam rumah.
“Yang namanya bencana banjir itu sudah kehendak alam, namun sebagai warga kita harus waspada dengan bencana banjir dan merasa was-was, karena khawatir banjir susulan yang datang dari bagian hulu Sungai Katingan, sehingga ketinggian air akan bertambah,” ungkap Halim.
Menurut Halim, dari Plt Bupati Katingan sudah meninjau langsung Desa Samba Bakumpai yang terendam banjir. Saat bertatap muka dengan masyarakat, mereka mengharapkan bantuan sembako untuk bisa meringankan beban karena tidak bisa bekerja akibat banjir.
“Kita sudah mendirikan posko berupa dapur umum dan posko pengobatan gratis yang bekerja sama dengan pihak kecamatan. Posko ini dilakukan selama banjir dan sekarang ini kondisi banjir bertahan ketinggiannya, bahkan naik karena banjir kiriman dari bagian utara ini yang dikawatirkan dan menjadi was-was kalau ada warga yang sakit nantinya,” ungkap Halim.
Salah seorang warga Desa Samba Bakumpai menuturkan, banjir kali ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan lebih tinggi airnya dari banjir pada 2006 silam, karena dulu rumah yang letaknya pada dataran tinggi bila banjir biasa saja tidak akan banjir, namun kali ini juga ikut terendam.
5 Kecamatan Terendam
Sementara di Gumas, sebanyak 5 kecamatan yakni Damang Batu, Kahayan Hulu Utara (Kahut), Tewah, Kurun, dan Sepang terendam banjir sejak Jumat (14/7) lalu.
“Akibat curah hujan yang tinggi, membuat sungai meluap. Inilah yang menyebabkan terjadinya banjir,” terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gumas HM Rusdi kepada wartawan di Posko Darurat di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir Kecamatan Kurun, Minggu (16/7) pagi.
Ia menyampaikan, banjir terjadi merata di 5 kecamatan sejak Jumat lalu. Namun pada Sabtu (15/7), air semakin naik dan bertahan hingga Minggu. Di sejumlah wilayah Kelurahan Tewah, Desa Sarerangan, dan beberapa wilayah Kecamatan Tewah, cukup banyak rumah penduduk yang terendam.
Begitu juga di wilayah di Kecamatan Kurun, dimana sejumlah rumah dan akses jalan turut terendam banjir. Di antaranya di Desa Tumbang Lampahung, Petak Bahandang, Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kelurahan Kurun khususnya di Jalan Sangkurun, dan lainnya.
BPBD Gumas bersama tim yang terdiri atas Dinas Kesehatan Kabupaten Gumas, TNI-Polri, dan pihak lainnya telah mendirikan dapur umum dan tenda-tenda pengungsian, terutama di Kecamatan Tewah dan Kurun.
Tenda-tenda pengungsian dan dapur umum tersebut, dibangun agar masyarakat yang menjadi korban banjir dapat mengungsi ke tempat itu selama kediaman mereka terkena banjir. Namun, tidak semua masyarakat korban banjir mau mengungsi ke tenda pengungsian.
Sebagian memilih mengungsi ke rumah saudara mereka yang tidak terkena banjir, sebagian lagi memilih bertahan di rumah meski terkena banjir. Untuk itu, BPBD Gumas dan tim gabungan segera mendistribusikan logistik makanan ke warga yang memilih bertahan di kediamannya.
Sejauh ini, pihaknya belum menerima adanya korban jiwa. Untuk korban harta, sudah dapat dipastikan masyarakat mengalami kerugian yang cukup besar, mengingat banyak rumah warga yang terendam banjir.
Mengingat curah hujan cukup tinggi masih terjadi, Rusdi meminta masyarakat selalu waspada dan berhati-hati. “Tidak henti-hentinya kita mengimbau masyarakat untuk selalu waspada,” tandasnya. c-sus/c-gcm