Dewan Sebut Jembatan Gantung di Tumbang Jutuh Rawan Putus

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Infrastruktur menjadi salah satu hal terpenting, dalam kemajuan suatu daerah. Sebut saja jalan, jembatan, dan fasilitas pembangunan. Sarana itu juga sebagai penunjang aktivitas masyarakat, dalam kehidupan sehari-hari. Kalangan DPRD Provinsi menemukan catatan terkait lini itu, ketika pelaksanaan reses/kunjungan dalam daerah.

Anggota DPRD Provinsi Kalteng, dari Dapil I yang meliputi Palangka Raya, Katingan, dan Gumas Ergan Tunjung, menerima keluhan warga di Desa Tumbang Jutuh, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gumas. Salah satu yang harus menjadi perhatian adalah jembatan gantung di wilayah itu.

“Jembatan ini menghubungkan Jakatan Raya, dengan Tumbang Jutuh,” ujar Ergan disela-sela rapat kerja belum lama ini.

Dijelaskannya, Jakatan Raya sendiri merupakan salah satu cikal bakal, berdirinya nama Tumbang Jutuh. Tidak heran, masyarakat disana, kerap memanggil wilayah itu, dengan sebutan Tumbang Jutuh seberang.

Menurutnya jembatan itu merupakan akses satu-satunya warga, yang hilir mudik, dengan keberadaannya sangat vital. Sarana itu membentang, diantara sungai yang cukup besar.

Artinya tidak ada jalur lain, untuk menuju antar wilayah. Akses dengan lebar kurang lebih, satu meter setengah itu, juga dilalui pipa air bersih. Hanya kendaraan roda dua saja, yang bisa melewati sarana tersebut.

Dari pantauan pihaknya di lapangan, jembatan gantung itu tidak stabil. Kondisinya, juga sudah cukup berumur dan sangat lama. Dari informasi di lapangan, jembatan itu sudah berdiri, sejak adanya pemekaran. Bahkan tidak ada lagi, perehaban dari 2004 silam.

Untuk itu dirinya berharap, agar dinas teknis baik dari pemkab atau pemprov, bisa menindaklanjuti keluhan itu. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Tentunya ada peninjauan langsung ke lapangan, agar mengetahui kondisi sebenarnya.

Dirinya khawatir, konstruksi jembatan tidak mampu bertahan, apabila tidak dibenahi. “Paling tidak mur atau baut serta konstruksinya diperiksa, karena umurnya sudah cukup tua,” ucap pria murah senyum tersebut. Secara kasat mata saja, ucapnya, bahan penguat jembatan itu juga sudah karatan.

Apalagi bagian dasarnya, terbuat dari kayu. Untuk itu diperlukan penanganan khusus, agar sarana itu mampu bertahan lama. Ironisnya, jembatan itu digunakan masyarakat disetiap harinya, dalam beraktivitas. Artinya ada 800 penduduk Desa Tumbang Jutuh, yang pulang pergi, melewati akses satu-satunya itu.

Bisa dibayangkan, beban yang harus ditopang, dengan berat yang beragam. Ergan mengatakan, apabila tidak penanganan, maka kondisinya akan semakin parah.“Kita berharap agar segera ditangani, jangan tunggu kerusakan bertambah parah, dan muncul korban jiwa,” tegas Ergan. drn