OPINI  

NKRI HARGA MATI, UTUS DAYAK SAMPAI MATI MENOLAK LGBT

NKRI HARGA MATI, UTUS DAYAK SAMPAI MATI MENOLAK LGBT

Surat terbuka: Ririen Binti, Jurnalis televisi di Palangka Raya

Selaku Jurnalis asli suku Dayak, saya sangat sedih setelah melihat video di sebuah tempat hiburan malam di Palangka Raya yang dengan Gamblang dan sangat-sangat terbuka memperlihatkan sikap mesra antara lelaki sama lelaki, ada yang berciuman berpelukan erat, ada yang saling membelai dan berpegang tangan seperti anak muda laki- laki dan perempuan sedang jatuh cinta.

Ironisnya, berdasarkan informasi yang layak dipercaya, penyuka sesama jenis, pria sesama pria tersebut diduga kuat adalah orang Dayak yang berasal dari beberapa Kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah, mereka sengaja berkumpul di THM tersebut untuk melepas rindu, dan lebih ironis lagi, pengelola THM tersebut diduga tutup mata melihat penyimpangan, atau belum dia bahadat yang terjadi di tempat usaha mereka.

Sekarang pertanyaaannya, selaku uluh Dayak, apa kita diam melihat belum dia bahadat di depan mata kita ???????
tentu jawabannya tidak !!!!!!!!!

Terus apa yang harus kita lakukan!!!!!

Sebagai bagian atau pengurus Dewan Adat Dayak, di Biro Humas dan Publikasi, saya sangat mengapresiasi langkah tegas Dewan Adat Dayak Kalteng, dimana Ketua Umum DAD Kalteng H Agustiar Sabran melalui Ketua Harian Andrie Elia menegaskan, DAD menolak jika ada upaya untuk mengesahkan LGBT di Kalteng.

“Kita tentu sangat menolak pengesahan LGBT dan berbagai bentuk kegiatan LGBT di Kalteng,” tegas Andrie Elia.
Hal ini disuarakan Dewan Adat Dayak saat mendapat informasi adanya dugaan upaya pengesahan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Bumi Tambung Bungai, Bumi Pancasila, Tanah Berkah Kalimantan Tengah. menyusul beredarnya surat undangan dari ESBISQUET Gender Sexuality Minority Kalimantan Tengah yang bekerjasama dengan salah satu organisasi di Kalteng, terkait konsolidasi jaringan komunitas LGBTIQ pada 26-27 September 2022 di hotel Fovere, Palangka Raya.

Menyikapi beredarnya Video penyuka sesama jenis bermesraan di Tempat Hiburan Malam, saya yakin DAD Kalteng pasti akan merapatkan barisan untuk “mematikan“ perbuatan tidak bahadat itu agar jangan terulang lagi.

Selain itu, saya juga meminta Institusi terkait, baik itu dari Pemerintah Kota maupun Kepolisian untuk menindak lanjuti informasi ini, apakah tempat tersebut sudah mengantongi Izin atau tidak, sehingga kalau berizin, jelas kontribusinya untuk Pendapatan asli Daerah, tetapi kalau tidak, maka pendapatan asli diduga hanya untuk Pribadi.

Untuk “mematikan“ LGBT, Dewan Adat Dayak dan Pemerintah Kota, serta aparat Kepolisian harus menggandeng semua tokoh Agama, karena itu terkait dengan Penyakit yang harus disembuhkan secara Rohani.

Sebagai penutup, dan pengikut TUHAN YESUS, izinkan saya mengutif Firman TUHAN dari:

Imamat 20 ayat 13 = Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.

Roma 1 ayat 27 = Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.