SAMPIT/tabengan.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, tidak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk menghentikan buang air besar sembarangan karena membuat lingkungan tidak sehat.
“BABS atau buang air sembarangan, khususnya di sungai, bisa memicu berbagai penyakit, misalnya diare dan lainnya. Padahal sebagian masyarakat kita masih banyak yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit.
Salah satu indikasi masih banyak warga yang buang air besar sembarangan adalah masih banyaknya toilet atau jamban di sungai Mentaya. Banyak faktor yang diduga menjadi penyebab sehingga masih banyak warga yang buang air di sungai, di antaranya masalah ekonomi yang sering dijadikan alasan.
Belum lama ini Dinas Pekerjaan Umum melakukan pengerukan anak sungai di Sampit, ternyata banyak ditemukan tinja. Itu mengisyaratkan bahwa sosialisasi harus lebih ditingkatkan untuk mengajak masyarakat untuk stop buang air besar sembarangan.
Gerakan stop buang air besar sembarangan sudah digalakkan di Kotawaringin Timur sejak 1 Desember 2014 lalu dengan tujuan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Saat itu, ada tujuh desa yang menerima penghargaan desa bebas BABS, yaitu Desa Eka Bahurui Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Empat desa di Kecamatan Parenggean, yakni Mekar Jaya, Karang Tunggal, Karang Sari dan Sumber Makmur, Desa Cempaka Putih di Kecamatan Tualan Hulu serta Desa Agung Mulya di Kecamatan Telaga Antang.
Berdasarkan survei Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur pada tahun 2014 diperkirakan masih ada sekitar 43 persen penduduk Kotawaringin Timur yang dikategorikan buang air besar sembarangan, yakni buang air besar di sungai, kebun atau tempat lainnya. Sementara itu 57 persen lainnya sudah menggunakan jamban sehat.
Masih banyaknya warga yang buang air besar sembarangan, dipicu oleh banyak faktor, seperti kurangnya pemahaman tentang kesehatan, kebiasaan dan lainnya. Secara perlahan ini diharapkan bisa diatasi sehingga target 80 persen penduduk Kotawaringin Timur menggunakan jamban sehat, bisa tercapai.
Penggunaan jamban sehat bisa mencegah munculnya berbagai penyakit akibat pencemaran air. Banyak penyakit akibat water desease, seperti kolera, disentri, tifus dan lainnya.
“Beberapa instansi kini telah mendukung program ini dengan membangun toilet umum bagi warga di beberapa titik. Harapannya, masyarakat dapat terpacu untuk tidak melakukan buang air besar sembarangan,” kata Faisal.
Faisal juga berharap setiap keluarga atau rumah, memiliki toilet sendiri yang sesuai dengan standar kesehatan.
Faisal bersyukur karena kesadaran masyarakat terus meningkat, ditandai dengan penurunan jumlah kasus penyakit diare pada 2012 sebanyak 8.000 kasus, menjadi 3.000 kasus di tahun 2016. ant