*) Hingga Juli 2023 Terjadi 58 Kasus Karhutla
PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mencatat, seluas 436 hektare (ha) lahan di Kobar terbakar sejak Januari sampai 23 Juli 2023. Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling banyak terjadi di Kecamatan Arut Selatan dan Kecamatan Kumai.
Kepala BPBD Kobar Syahruni melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Martogi Siallagan menjelaskan, kejadian karhutla di sepanjang pertengahan tahun ini akibat pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat.
“Mulai Januari sampai 23 Juli 2023 ini kami menangani 58 kasus karhutla. Ada 58 kejadian dengan luas areal lahan yang terbakar sebanyak 436 hektare. Dari luasan tersebut kami hanya bisa memadamkan 248,5 hektare, karena faktor alam yang tidak mendukung,” kata Martogi, kepada Tabengan, Minggu (12/8).
Menurutnya, kasus karhutla yang paling parah terjadi di wilayah Kecamatan Kumai, seperti di pesisir pantai Kecamatan Kumai, baik di Desa Kubu, Teluk Bogam, Keraya dan Sebuai Timur dengan waktu penanganan berhari-hari oleh tim yang tergabung dalam Satgas Darat Karhutla.
“Kebakaran yang paling menguras tenaga tim Satgas terjadi di bulan Juli 2023. Kendala pada pemadaman yakni sumber air yang sangat jauh dan akses masuk ke lokasi begitu sulit. Ditambah lagi arah angin yang berubah-ubah serta kencang, sehingga pemadaman pun mengalami tingkat kesulitan, akan tetapi kami berusaha untuk menjangkau titik api,” ujar Martogi.
Menurut Martogi, dalam pencegahan karhutla ini, tim Satgas yang telah dibentuk Pemerintah Kobar, kerap kali melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membakar pada saat akan membuka lahan. Karena akibatnya sangat fatal.
“Perlu dibangun kesadaran masyarakat karena hingga saat ini masyarakat belum bisa meninggalkan kebiasaan lamanya, membakar lahan hanya untuk menanam. Akibatnya lahan yang terbakar meluas. Tentu ini merugikan semua orang, dan pastinya bagi masyarakat yang membakar lahan dengan sengaja, maka akan dikenakan sanksi hukum. Padahal ini sering kami sosialisasikan kepada masyarakat,” ujar Martogi. c-uli