
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Sejumlah pedagang di Pasar Besar Palangka Raya mengeluh pendapatan mereka berkurang karena sepinya pembeli yang biasa berbelanja di pasar, beberapa waktu belakangan ini.
Abdur Rohman (38) salah satu pedagang sembako di Pasar Besar Palangka Raya mengaku, selama seminggu terakhir pendapatannya menurun drastis karena sepinya pembeli.
“Pasar Besar sepi kaya kuburan, jualannya ini anjlok kaya kuburan. Pokonya sepi banget ini sudah sekita semingguan,” ujarnya kepada Tabengan, Minggu (30/6).
Apalagi, kata Abdul, ada harga-harga bahan yang harganya naik, seperti lada biji dan kemiri. Ia mengaku, sudah sepi pembeli, beberapa bahan juga harganya naik.
“Sepi banget, siang dan malam, banyak orang yang mengeluh. Tidak seperti biasanya pasar ini sudah semingguan seperti ini sepinya,” katanya lagi.
Bahkan, akibat sepinya pembeli ini berdampak pada pendapatan para pedagang, yang tadinya bisa mendapat keuntungan tinggi sekarang menurun drastis.
“Ini jadi turun banget penghasilan kami dari biasanya. Sampai 70 persen pendapatan kami, biasanya dapat Rp6 juta sampai Rp7 juta sehari sekarang tinggal Rp2 juta atau Rp1,5 juta, jauh banget turunnya,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan seorang pedagang ayam bernama Annisa (25). Ia mengaku memang seminggu terakhir penjualan ayamnya menurun drastis.
“Iya memang akhir-akhir ini sepi, biasanya ayam yang saya jual 700 ekor sehari, sekarang sisa 300-500 ekor ayam,” ujarnya singkat kepada Tabengan saat ditemui, Minggu (30/6).
Hal itu juga dibenarkan oleh tukang parkir di Kompleks Pasar Besar bernama Misko. Misko yang bertugas di area parkir Jalan Jawa Pasar Besar mengaku memang semingguan terakhir pembeli sepi.
“Kalau saya sebagai juru parkir memang seminggu terakhir ini pembeli sepi. Karena berdasarkan jumlah motor yang parkir itu lebih sedikit dari biasanya,” imbuhnya saat dibincangi.
Akibatnya, pendapatan Misko yang biasanya Rp80 ribu sehari turun menjadi Rp40 ribu.
Sementara itu, Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (PKUKMP) Kota Palangka Raya melalui Kabid Perdagangan Fajar Bhakti menyebut, bisa saja pembeli punya alternatif lain yang menyebabkan pasar besar sepi pembeli.
“Terkait sepi atau tidaknya (pembeli di Pasar Besar Palangka Raya) itu mekanisme pasar. Mungkin juga alternatif belanja masyarakat tidak hanya di Pasar Besar Palangka Raya karena alternatif belanja masyarakat berbeda-beda,” jelasnya singkat.
Usut punya usut, Sulastri, salah seorang ibu rumah tangga, mengaku tidak lagi belanja di Pasar Besar dan lebih memilih belanja di warung sayur dekat rumahnya.
“Saya sih sekarang belanjanya di warung sayur dekat rumah, karena lebih praktis dan dekat juga gak perlu ke pasar jauh-jauh belanja,” ujarnya kepada Tabengan, Minggu (30/6).
Ibu berkerudung hitam itu mengatakan, di warung sayur dekat rumahnya, selain dekat juga bahan keperluan yang ingin dimasak cenderung tersedia dan harga kurang lebih sama dengan harga di pasar.
“Menurut saya praktis dan lebih dekat belanja dekat rumah, harganya juga yah kurang lebih sama aja,” katanya singkat.
Sementara itu, Farida salah seorang ibu mengaku saat untuk bulan ini dirinya tidak lagi belanja di pasar. Sebab, banyaknya pengeluaran di bulan Juni ini.
“Nggak ke pasar dulu saya, banyak pengeluaran bulan ini. Anak saya dua orang masuk sekolah, satunya masuk Sekolah Dasar sama kakaknya masuk SMP, jadi bulan ini tahan dulu ke Pasar,” katanya kepada Tabengan.
Ia juga mengaku, karena bulan ini banyak pengeluaran jadi terpaksa belanja seadanya dan biasanya belanja ke pasar. Namun untuk sekarang belanja di warung sayur dekat rumah.
“Bulan ini memang belum ke pasar dulu, nanti kalau sudah ada lagi uang kayanya nanti ke pasar lagi,” pungkas ibu 3 anak itu. rmp





