Ekobis  

Persentase Penduduk Miskin Kalteng Naik 5,17 Persen

Persentase Penduduk Miskin Kalteng Naik 5,17 Persen
Kepala BPS Kalteng yang baru, Agnes Widiastuti

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Jumlah penduduk miskin Provinsi Kalimantan Tengah Maret 2024 mencapai 145,63 ribu orang atau meningkat 3,46 ribu orang (0,06 persen poin) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2023 yang berjumlah 142,17 ribu orang.

Sedangkan berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, periode Maret 2023-Maret 2024, jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat sebesar 3,07 ribu orang (0,11 persen poin) dari 57,10 ribu orang Maret 2023 menjadi 60,17 ribu orang Maret 2024.

Dan untuk penduduk miskin di perdesaan Maret 2024 meningkat sebanyak 0,40 ribu orang (0,03 persenpoin) dibandingkan Maret 2023 dari 85,06 ribu orang menjadi 85,46 ribu orang.

Hal tersebut disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng dalam berita resmi dibacakan Kepala BPS Kalteng yang baru, Agnes Widiastuti kepada media melalui video konferensi di ruang press con BPS Kalteng, Senin (1/7).

Agnes Widiastuti menggantikan Kepala BPS Kalteng sebelumnya, Eko Marsoro yang mendapat kenaikan jabatan di Pusat.

“Secara umum kemiskinan di Kalteng, dalam periode Maret 2017-Maret 2024, menunjukkan tren fluktuatif baik dari sisi jumlah maupun persentase. Jumlah penduduk miskin di Kalteng meningkat dari 139,16 ribu orang di Maret 2017 menjadi 145,63 ribu orang pada Maret 2024. Namun persentase kemiskinan mengalami penurunan, dari 5,37 persen menjadi 5,17 persen,” kata Agnes yang sebelumnya menjabat Kepala BPS Sulawesi Tenggara tersebut.

Dipaparkan pula, secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2024 adalah Rp3.150.968,-/bulan, naik sebesar 15,40 persen dibanding kondisi Maret 2023 yang sebesar Rp2.730.523,-/bulan. Peningkatan terjadi karena naiknya rata-rata anggota rumah tangga miskin di Kalteng pada Maret 2024.

“Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin,” jelas Agnes.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2023 antara lain, dampak terjadi banjir di beberapa wilayah Kalteng pada bulan Februari 2024-Maret 2024, penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2024 dibanding bulan yang sama tahun 2023 dan adanya peningkatan pekerja setengah menganggur meskipun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun.

Juga dipengaruhi faktor terjadi inflasi bulan Maret 2024 (YoY) sebesar 2,72 persen dan pergeseran puncak panen padi karena tingginya intensitas hujan yang disertai angin kencang.

Kendati demikian, Agnes mengungkapkan bahwa secara nasional, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan. Dan tertinggi di Pulau Maluku dan Papua.

Demikian pula untuk jumlah penduduk, terendah berada di Pulau Kalimantan (934,18 ribu orang) dan jumlah penduduk miskin tertinggi ada di pulau Jawa (13,24 juta orang).

“Meski persentase kemiskinan tertinggi di Pulau Maluku dan Papua, tetapi jumlah penduduk miskin terbesar di Pulau Jawa. Persentase kemiskinan di Indonesia Maret 2024 sebesar 9,03 persen dengan jumlah penduduk sebesar 25,22 juta orang,” tutupnya.rca