PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Palangka Raya meluncurkan program Ketapang Rupa (Ketahanan Pangan Rutan Palangka Raya) sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan produktivitas warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Program ini diresmikan langsung oKepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal (Ditjenpas) Kalimantan Tengah (Kalteng) I Putu Murdiana, ditandai dengan pemotongan pita dan penebaran 30.000 benih ikan lele di kolam perikanan Rutan, Selasa (21/10).
Kepala Rutan Palangka Raya Wayan Arya Budiartawan, menjelaskan bahwa Ketapang Rupa merupakan tindak lanjut dari program Asta Cita Presiden dan 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yang menitikberatkan pada penguatan ketahanan pangan dan pemberdayaan warga binaan.
“Program ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam Rutan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan ekonomi produktif bagi warga binaan agar mandiri dan memiliki keterampilan setelah bebas nanti,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, Ketapang Rupa memanfaatkan lahan kosong seluas 2.203 meter persegi di samping Rutan yang sebelumnya merupakan area pembuangan sampah. Lahan tersebut kini disulap menjadi kawasan produktif yang mencakup kolam lele, peternakan ayam, serta kebun sayur seperti cabai, kangkung, bayam, okra, dan daun bawang.
Sementara itu, Kakanwil Ditjenpas Kalteng I Putu Murdiana, mengapresiasi inovasi yang dilakukan Rutan Palangka Raya. Menurutnya, langkah ini menjadi contoh konkret penerapan program ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan.
“Kegiatan ini sangat sejalan dengan kebijakan pemerintah, terutama dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Ini juga menjadi role model bagi lapas dan rutan lain di Kalteng,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hasil produksi dari Ketapang Rupa nantinya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga binaan. Jika terdapat kelebihan hasil panen, maka akan disalurkan ke Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Palangka Raya.
Lebih jauh, Murdiana menegaskan bahwa program ini harus dikelola dengan manajemen yang baik karena berpotensi menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bagi Rutan.
“Ini adalah awal yang baik. Tidak hanya untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga harus menjadi program berkelanjutan yang bisa dilanjutkan oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Kalteng,” katanya.
Dalam rangkaian kegiatan peresmian, Rutan Palangka Raya juga melaksanakan pembagian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat sekitar lingkungan Rutan sebagai bentuk kepedulian sosial dan mempererat hubungan dengan warga sekitar. fwa