Ekobis  

Harga Beras Banjar Masih Mahal

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Harga beras di kota Palangka Raya rata-rata mulai mengalami kenaikan pasca lebaran lalu. Mahalnya harga beras ini dikeluhkan sebagian masyarakat dikarenakan beras merupakan kebutuhan sehari-hari. “Harga beras masih mahal padahal merupakan bahan makanan pokok sehari-sehari, seperti beras siam sekarang sudah sekitar Rp15.000 per kilogram (kg) yang sebelumnya hanya Rp13.000 per kg,” ujar salah seorang warga di Pasar Besar kota Palangka Raya, Uut, Rabu (3/7), di sela-sela berbelanja.

Diakuinya, beras yang sering dikonsumsi oleh keluarganya yakni beras siam. Dengan harga yang mahal seperti ini sedikit membuat Ia mengeluarkan dana lebih untuk membeli beras. “Ya mau bagaimana lagi harus disediakan dana lebih buat beli beras siam, soalnya kalau pakai beras lain tidak cocok dan anak-anak dirumah tidak mau makan. Jadi, harus pintar-pintar mengaturnya mungkin yang sebelumnya beli 5 kg untuk sekarang 3 kg saja,” ungkapnya.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Besar, Nurwaidah, mengaku kenaikan tejadi secara perlahan sejak bulan puasa yang lalu dan masih bertahan hingga sekarang. “Beginilah harga beras tergantung dari hasil petani di sana, kita sebagai pedagang hanya menjual beras dari distributor,” jelasnya.

Harga beras mengalami kenaikan, seperti beras mayang sebelumnya Rp14.000 naik menjadi Rp17.500 per kg, beras siam Rp13.000 kini naik Rp15.000 per kg, beras karang dukuh sebelumnya hanya Rp13.000 menjadi Rp15.000 per kg serta beras unus sebelumnya Rp11.000 naik jadi Rp12.500 per kg. “Kenaikan bervariasi, memang harga dari distributor sudah lumayan tinggi jadi mau tidak mau harga jual juga saya naikkan, tapi jika pelanggan tetap harganya pun juga beda,” bebernya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan, untuk harga beras Jawa masih normal yakni beras lahap eceran Rp13.000/Kg dan mangkok Rp14.000/Kg. Sedangkan untuk beras lahap 10 Kg kisaran harga Rp 122.000/karung dan beras mangkok 10 Kg Rp 133.000/karung. “Sejauh ini untuk beras Jawa masih aman harganya, tapi kan untuk penduduk lokal disini lebih senang beras-beras Banjar untuk konsumsi sehari-hari,” ucapnya.

Nurwaidah menambahkan, masih mahalnya harga beras ini dikarenakan belum musim panen, jika musim panen telah tiba stok kembali banyak dan harga beras punakan normal kembali. “Jadi mungkin menghabiskan stok yang kemarin dan musim panen kan juga belum, jadi memang sudah fasenya,” katanya. m-sda