Kolera Babi Tak Jangkiti Manusia

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr. Suyuti Syamsul mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir menanggapi kabar virus kolera babi yang belakangan mencuat. Dia menegaskan, belum ada laporan virus tersebut dapat menjangkiti tubuh manusia.

“Belum ada bukti bisa menjangkiti manusia,” kata Suyuti, ketika dihubungi Tabengan melalui WhatsApp, Rabu (13/11).

Menurutnya, untuk menjangkiti manusia, virus kolera harus terlebih dulu mengalami mutasi. Jadi tidak semua virus kolera secara otomatis dapat menyerang tubuh manusia.

Suyuti juga mengimbau kepada para pengonsumsi olahan daging babi agar selalu mengolah daging babi dengan benar. Kepada peternak diingatkan sebelum menyembelih hewan peliharaannya agar memeriksakan dulu ke Dinas Peternakan atau dokter hewan yang ada.

“Sebaiknya sebelum menyembelih babi, terlebih dahulu kesehatannya diperiksa oleh dokter hewan. Waspada perlu, tapi tidak usah khawatir. Sepanjang babinya sudah diperiksa dokter hewan sebelum disembelih, saya kira tidak ada masalah,” katanya.

Senada, dr. H Nixon S. Bahat, Anggota Komisi III DPRD Kalteng mengatakan, kolera babi disebabkan oleh virus hog cholera dan hanya menyerang babi, karena sampai saat ini tidak ada laporan virus tersebut menyerang ternak lain dan manusia.

Untuk itu, imbuh Nixon, tidak perlu khawatir secara berlebihan. Hanya yang perlu diperhatikan, ketika wabah ini terjadi adalah mencegah bangkai-bangkai babi supaya jangan dibuang ke sungai, karena dapat mencemari sungai dan itu dapat berakibat timbulnya gangguan kesehatan pada manusia.

“Ini tidak hanya soal penyebaran wabah kolera babi, namun juga penyakit-penyakit lain yang ditimbulkan akibat bangkai babi yang dibuang sembarangan, khususnya di sungai sebagai kawasan yang kerap digunakan sebagian masyarakat untuk berbagai keperluan, baik mandi, konsumsi dan lainnya,” ujar legislator dari Fraksi Partai NasDem ini.

Pantau Ternak
Sementara itu, wabah virus kolera yang menyerang hewan babi di Kalimantan Barat juga diantisipasi oleh Pemkab Kotawaringin Timur (Kotim). Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara mengatakan, pihaknya saat ini meningkatkan kewaspadaan dan terus melakukan pemantauan ternak babi milik warga setempat.

“Saat ini pantauan kita kondisi kesehatan hewan babi yang di ternak masih aman. Tapi kita masih pantau terus kondisinya,” ujarnya kepada Tabengan, Rabu (13/11).

Menurut Made, dalam melakukan pengawasan terhadap hewan babi di Kotim cukup mudah dikarenakan jumlah peternak babi hanya sedikit. Adapun ciri-ciri babi yang terkena virus: menggigil, diare, demam, kurang nafsu makan hingga mati. Penularan bisa melalui kontak langsung dengan ternak sakit hingga kotoran ternak.

“Peternak harus waspada jika ternak babinya mengalami ciri tersebut. Saya juga imbau peternak dapat melaporkan kondisi ternaknya jika mendapati ada kasus ternak yang sakit dan juga mati mendadak,” kata Made.dsn/drn/c-may