SAMPIT/tabengan.co.id- Serangan buaya terhadap dua orang kakak beradik di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Minggu (27/9) malam lalu, ternyata tidak membuat warga Desa Lampuyang berhenti mencari kerang.
Kepala Desa Lampuyang, Muksin mengatakan, warganya setiap hari masih terus mencari kerang di daerah muara Sungai Lampuyang.
“Karena mencari kerang ini adalah mata pencaharian warga Desa Lampuyang. Setiap sore masih turun ke muara Sungai Lampuyang untuk mencari kerang,” terangnya saat dikonfirmasi, Selasa (29/9).
Jumlah warga yang mencari kerang ini, lanjutnya, mencapai ratusan orang yang terbagi dalam beberapa kelompok.
“Mereka berangkat dari desa yang ada di Sungai Lempuyang, menggunakan kelotok ke daerah muara. Warga ini membentuk kelompok-kelompok saat mencari kerang,” ungkap Muksin.
Saat ditanya apakah warga tidak merasa takut setelah terjadinya serangan buaya terhadap kakak beradik yang sedang mencari kerang, Kades Lampuyang mengatakan, warga di sana sudah sangat terbiasa dengan keberadaan buaya. Sehingga meski ada serangan, mereka tetap melanjutkan aktivitas pencarian kerang.
“Dari pencarian kerang ini, setiap hari warga bisa membawa pulang sekitar 30 atau 40 kilogram kerang per orang per hari. Paling sedikit 10 kilogram dan paling banyak bisa sampai 50 kilogram,” kerang tersebut kemudian dijual ke pengepul dengan harga sekitar Rp10 ribu per kilogram.
Menurut Kades, aktivitas mencari kerang dilakukan saat air sungai surut. Saat ini air di Sungai Lampuyang yang bermuara di Sungai Mentaya surut sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 01.00 dini hari.
“Jadi saat ini air surut pas malam hari, nanti akan terus bergeser, ada juga saatnya air surut pada siang hari,” lanjutnya.
Bagi warga Lampuyang, katanya, sudah hal biasa melihat buaya muara berjemur di kawasan muara sungai pada saat mereka mencari kerang.
“Karena buaya-buaya ini saat air surut mereka juga turun ke muara dan berjemur. Jadi bagi warga kami biasa melihat buaya berjemur saat mencari kerang. Jika air pasang, buaya-buaya ini akan masuk lagi ke Sungai Lampuyang,” lanjutnya.
Terkait serangan buaya kepada warga, Kades mengatakan kemungkinan karena habitatnya sudah terganggu dan makanan alaminya juga mulai berkurang. Warga Desa Lampuyang, tambahnya sebetulnya sudah terbiasa hidup berdampingan dengan buaya. c-arb