PESTA PERAK TAHBISAN 2 IMAM DIOSESAN-Menjadi Gembala dan Saluran Rahmat Allah

PESTA PERAK TAHBISAN 2 IMAM DIOSESAN-Menjadi Gembala dan Saluran Rahmat Allah
ISTIMEWA MISA SYUKUR – Puluhan imam dan ratusan umat Katolik saat mengikuti Misa Syukur Pesta Perak Tahbisan 2 orang imam diosesan di Gereja Katedral Palangka Raya, Sabtu (27/8), yang dipimpin Uskup Mgr AM Sutrisnaatmaka MSF.  

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Dua orang imam diosesan di Keuskupan Palangka Raya, RD Ignasius Awan Widodo dan RD Yohanes Lulus Widodo, merayakan pesta perak atau 25 tahun tahbisan imam. Perayaan dilaksanakan dalam Misa Syukur yang dipimpin Uskup Palangka Raya Mgr Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka MSF, di gereja Katedral St Maria Palangka Raya, Sabtu (27/8) sore.

Misa syukur itu diikuti puluhan Imam Diosesan yang bertugas di wilayah Kalteng, dan ratusan umat Katolik dari Palangka Raya maupun wilayah terdekat. Usai misa syukur, dilanjutkan acara ramah tamah di aula Gedung Serba Guna (GSG) Tjilik Riwut Kompleks Gereja Katedral. RD Ignasius Awan Widodo, kelahiran Banjarmasin 29 Desember 1969, dan RD Yohanes Lulus Widodo, kelahiran Jakarta 4 April 1969, ditahbiskan menjadi imam pada 28 Agustus 1997.

Mgr Aloysius mengatakan, 25 tahun tahbisan sebagai bukti kesetiaan dua orang imam dalam melayani Tuhan. Keduanya selama 25 tahun telah menjadi sarana Allah menyalurkan rahmat kepada umat-Nya. Untuk itu, Uskup mengajak umat Katolik terus mendoakan kedua imam, agar tetap setia dalam panggilan hidupnya.

“Kita terus mendoakan, semua kedua Imam kita ini lebih semangat dan lebih mencintai panggilannya untuk melayani sesama, demi kemuliaan nama Tuhan,” kata Uskup, usai Misa.

Romo Awan, panggilan akrab RD Ignasius Awan Widodo, dalam tulisan singkat refleksi 25 tahun imamat, mengatakan panggilan hidupnya sebagai seorang imam merupakan rahmat dan anugerah Allah yang sungguh luar biasa.

“Rahmat Tuhan yang saya terima, tidak berhenti pada diri saya. Karunia itu perlu disalurkan kepada orang lain, sehingga nama Bapa dipuji dan dimuliakan,” kata Romo Awan, yang memiliki motto tahbisan, “… air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup kekal.” (Yoh 4:14b).

Romo Lulus, panggilan akrab RD Yohanes Lulus Widodo, dalam refleksi 25 tahun tahbisan, menyebutkan imamat sebagai perutusan. Romo Lulus yang memiliki motto tahbisan, “Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yoh 10:11). Sebagai utusan, Romo Lulus mengakui bahwa dalam tugas pelayanan selalu ada Tuhan yang menguatkan, sebagaimana diungkapkan Rasul Paulus “Bukan lagi aku yang hidup tetapi Kristuslah yang hidup dalam diriku” (Gal 2:20).

“Terima kasih pada Tuhan yang memanggil dan memilih saya menjadi Imam-Nya,” tulis Romo Lulus, pastor yang dikenal pandai bermain sulap ini. Adapun Romo Lulus saat ini mendapat tugas sebagai pengajar di Seminari Menengah Rex Pacis Palangka Raya, sekolah Katolik setingkat SMA yang menyiapkan para pemuda calon imam. Sementara Romo Awan kini bertugas sebagai Pastor Paroki St Theresia, Rungan-Manuhing. mel