Kalteng Miliki 193 Kampung Iklim, 15 Jadi Percontohan Mitigasi

Kalteng Miliki 193 Kampung Iklim, 15 Jadi Percontohan Mitigasi
FOTO ISTIMEWA Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah Noor Halim saat mengikuti Program Peningkatan Kapasitas Kampung Iklim (ProKlim) di Hotel Alltrue, Palangka Raya, Kamis (13/3).

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Program Peningkatan Kapasitas Kampung Iklim (ProKlim) di Hotel Alltrue, Palangka Raya, Kamis (13/3). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas desa-desa yang tergabung dalam program ProKlim agar mampu menjadi model dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Camat dari Kecamatan Jekan Raya, Sabangau, Mantangai, Maliku, Dusun Selatan, dan Tasik Payawan, serta Kepala Desa Pararapak. Selain itu, hadir pula perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan, dan Katingan, serta perangkat desa dan warga yang telah berpartisipasi dalam program ini.

Sekretaris DLH Provinsi Kalimantan Tengah Noor Halim, mewakili Kepala DLH, menegaskan bahwa ProKlim merupakan strategi utama dalam pengendalian perubahan iklim.

“Program ini telah berjalan sejak 2012 sebagai bentuk implementasi kebijakan nasional dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Selain itu, program ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat dalam aksi nyata di tingkat lokal,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa partisipasi daerah dalam ProKlim terus meningkat. Pada 2023, program ini telah melibatkan 33 provinsi dan 268 kabupaten/kota dengan dukungan dari 23 lembaga serta dunia usaha. Hingga 2024, tercatat sekitar 11.000 lokasi ProKlim di seluruh Indonesia.

“Di Kalimantan Tengah sendiri, sejak 2015, sebanyak 193 kampung iklim telah terdaftar dalam Sistem Registri Nasional. Ini menunjukkan bahwa daerah kita memiliki komitmen kuat dalam menghadapi perubahan iklim,” kata Noor Halim.

Pada 2025, DLH Provinsi Kalimantan Tengah, melalui pendanaan RBP REDD+ dan bekerja sama dengan Yayasan Penabulu sebagai pengelola dana, akan mengadakan studi banding untuk 15 desa kampung iklim. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas serta status desa ProKlim agar dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam menerapkan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Adapun 15 desa dan kelurahan yang terpilih berdasarkan penilaian Kampung Iklim:

  1. Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya
  2. Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya
  3. Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya
  4. Desa Pararapak, Kabupaten Barito Selatan
  5. Desa Sanggu, Kabupaten Barito Selatan
  6. Desa Bagok, Kabupaten Barito Timur
  7. Desa Trahean, Kabupaten Barito Utara
  8. Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur
  9. Desa Pandu Sanjaya, Kabupaten Kotawaringin Barat
  10. Desa Gandang Barat, Kabupaten Pulang Pisau
  11. Desa Hiyang Bana, Kabupaten Katingan
  12. Desa Sungai Pasir, Kabupaten Sukamara
  13. Desa Bumi Agung, Kabupaten Lamandau
  14. Desa Muara Untu, Kabupaten Murung Raya
  15. Desa Tumbang Mangkutub, Kabupaten Kapuas

“Studi banding ini penting agar desa-desa dapat saling belajar dan mengadopsi praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” ungkap Noor Halim.

Kepala Desa Pararapak, Ahmad Ridwan menyampaikan, program ProKlim memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

“Kami belajar bagaimana mengelola sampah, menanam pohon, hingga memanfaatkan lahan secara berkelanjutan. Ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, warga kampung iklim di Desa Mantangai Hulu, Siti Rahma, berharap program ini terus berlanjut dan mendapat lebih banyak dukungan.

“Kami ingin desa kami menjadi lebih hijau dan bisa menjadi contoh bagi desa lain. Dengan adanya bimbingan dan dukungan dari pemerintah, kami yakin bisa mencapai itu,” katanya.

DLH Provinsi Kalimantan Tengah berharap melalui kegiatan ini, kampung iklim di wilayahnya semakin aktif dalam upaya pengendalian perubahan iklim serta menjadi motor penggerak bagi daerah lain dalam menerapkan kebijakan lingkungan berkelanjutan.

“Dengan adanya program ini, kita tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup Noor Halim. ldw