+Daya Tampung Pasien Tidak Sesuai, Dokter Spesialis dan Umum Kurang
Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan, akan melakukan perombakan susunan manajemen RSUD dr Murjani Sampit. Salah satunya untuk posisi jabatan Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit.
Hal itu disampaikan Halikinnor menanggapi jika DPRD Kabupaten Kotim akan melakukan rapat khusus untuk mengevaluasi posisi jabatan Wakil Direktur RSUD dr Murjani Sampit.
“Untuk posisi Wadir Pelayanan Rumah Sakit Murjani kemungkinan bisa kita rolling atau diubah, yang mana nantinya akan kita lakukan evaluasi terlebih dahulu dan pasti untuk manajemen rumah sakit akan kita rombak,” tegasnya.
Dikatakan Halikinnor, untuk evaluasi sebenarnya selalu pihaknya lakukan secara rutin, namun memang karena kemampuan rumah sakit dengan daya tampung pasien tidak sesuai, sehingga kemungkinan masih ada pelayanan yang diberikan dirasa tidak maksimal.
“Untuk itu kita sangat terbuka jika ada investor yang ingin membangun rumah sakit swasta di Kotim,” ungkapnya.
Karena, menurutnya, Kabupaten Kotim hanya memiliki satu-satunya rumah sakit, sementara di daerah lain seperti Palangka Raya memiliki beberapa rumah sakit swasta yang dapat membantu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Dengan kondisi ini, sehingga mungkin dalam pelayanan RSUD dr Murjani Sampit memiliki keterbatasan. Karena saya tanya dokter spesialis dan umum itu satu hari maksimal 40 orang saja yang mampu dilayani, namun saat ini pasien yang datang dalam satu hari ada ratusan,” jelasnya.
Menurut Halikinnor, hal ini akan menjadi PR ke depannya bagaimana pengembangan rumah sakit, termasuk menambah sumber daya manusia.
“Solusinya kemungkinan dengan membangun rumah sakit swasta atau kita memaksimalkan Rumah Sakit Pratama Parenggean dan RSUD Samuda untuk rawat inap mungkin lebih maksimal. Tapi sekarang masih terbentur SDM yang kita miliki,” bebernya.
Untuk rumah sakit swasta sendiri, lanjut Halikinnor, sebenarnya sudah ada beberapa manajemen rumah sakit swasta yang membangun komunikasi dengan dirinya. Salah satunya, Rumah Sakit Islam di Banjarmasin, Sultan Agung sudah pernah datang ke Kota Sampit, namun saat ini masih belum memiliki lokasi lahan.
“Mereka juga melihat terlebih dahulu pangsa pasarnya, karena memang di Kotim sendiri kebanyakan semua pasien ditanggung pemerintah daerah melalui BPJS Kesehatan. Sementara untuk rumah sakit swasta mereka harus bayar secara mandiri. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan investor,” tandasnya. c-may