Hukrim  

59 Operasi SAR-BASARNAS Selama 2024-Juni 2025

Kepala Basarnas Palangka Raya AA Ketut Alit Supartana. FOTO TABENGAN/TIO

*Kepala Basarnas: Tingkatkan Waspada Beraktivitas di Sungai

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Tingginya angka korban tenggelam di sejumlah wilayah perairan di Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi perhatian serius Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palangka Raya.

Sejak awal 2024 hingga pertengahan 2025, puluhan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) telah dilakukan, terutama di sungai-sungai besar seperti Sungai Kahayan, Sungai Mentaya dan Sungai Barito.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya AA Ketut Alit Supartana mengungkapkan, terdapat dua penyebab utama tingginya angka kasus tenggelam di wilayah sungai Kalteng.

“Penyebab umumnya adalah nelayan yang melaut tanpa menggunakan alat keselamatan, serta banyaknya aktivitas bermain anak-anak dan keluarga di sungai tanpa pengawasan orang dewasa,” ujarnya saat ditemui Tabengan, Selasa (8/7).

Berdasarkan data resmi, sepanjang 2024 Basarnas Palangka Raya telah melaksanakan sedikitnya 42 operasi SAR terkait kondisi yang membahayakan jiwa manusia, termasuk insiden tenggelam. Sementara itu, sejak Januari hingga akhir Juni 2025, tercatat 17 operasi serupa dilakukan di sejumlah sungai besar di Kalteng.

“Pada 2024 ada sekitar 42 kejadian atau operasi SAR yang kami tangani. Sedangkan di tahun 2025, dari Januari hingga Juni, kami telah menangani 17 operasi SAR terkait kasus tenggelam,” jelasnya.

Merespons tingginya angka tersebut, Alit mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai. Ia menekankan pentingnya penggunaan jaket pelampung serta pemeriksaan kondisi perahu, terutama bagi nelayan dan warga yang tinggal di sekitar perairan.

“Kami dari Basarnas Palangka Raya bersama rekan-rekan TNI dan Polri rutin menyampaikan imbauan kepada para nelayan agar selalu menggunakan alat keselamatan seperti jaket pelampung,” ujarnya.

Tak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk memperhatikan informasi cuaca dari BMKG sebelum melaut atau melakukan aktivitas di perairan.

“Kami juga menyampaikan informasi cuaca kepada kelompok-kelompok nelayan di sepanjang bantaran sungai. Ini penting agar mereka dapat mengambil keputusan yang aman saat mencari nafkah,” pungkasnya. dte