PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Sejak diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya, Anies Baswedan, sejumlah sekolah di Palangka Raya sudah mulai menerapkan program literasi sebelum dimulainya pelajaran di sekolah.
Menurut pihak sekolah saat program tersebut dampaknya sangat positif. Guru dan siswa lebih disiplin. Selain itu, warga sekolah, khususnya tenaga pendidik dan peserta didik lebih rajin membaca, sehingga jam istirahat pun siswa mengisinya dengan membaca.
“Mulai awal tahun ajaran 2016/2017 kami (SMAN 1 Palangka Raya) telah menerapkan program literasi dengan 15 menit sebelum pelajaran di kelas di mulai, seluruh siswa wajib membaca buku. Dampaknya positif, Anak-anak kini lebih senang membaca,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Palangka Raya, Dra Badah Sari MM, Selasa (17/5) pagi.
Ia menjelaskan budaya literasi penting ditanamkan kepada peserta didik, karena membaca dan menulis merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi.
Untuk memberikan kenyaman bagi para peserta didik untuk membaca pihaknya saat ini tengah membuat tempat duduk diluar kelas, sehingga pada saat istirahat pun anak-anak dapat bersantai menikmati istirahat dengan membaca buku.
“Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Buktinya dengan nilai ujian akhir mereka,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Sekolah SMPN 1 Palangka Raya Drs Jayani SPd MSi. Selain untuk meningkatkan budaya membaca, pelaksanaan itu juga sebagai implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Men¬dikbud) Nomor 21/2015 tentang kewajiban membaca selama 15 menit sebelum me¬mulai pelajaran.
“Membaca merupakan awal dari ilmu pengetahuan. Jika sering membaca maka kita tahu segala hal. Bagi siswa kalau rajin membaca akan pandai dan aktif,” kata Jayani saat dibincangi Tabengan.
Menurutnya tujuan kegiatan pembiasaan membaca itu itu adalah untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti, selain untuk membuka cakrawala dan memperluas wawasan untuk memahami lebih luas tentang dunia.
Selain itu, kegiatan yang dilaksanakan setiap hari Selasa dan Sabtu itu dinilai mampu meningkatkan minat baca siswa tetapi juga meningkatkan pemahaman literasi bahasa mereka.
“Kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, diartikan sebagai upaya pemahaman literasi bahasa. Tidak hanya wajib membaca namun para siswa juga bisa menuangkan ide dan gagasan terkait apa yang dibacanya,” ungkapnya.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Menteng Palangka Raya Ernawatie MPd juga mengutarakan pendapatnya. Program literasi tidak hanya sekedar membaca tetapi juga untuk meningkatkan kecerdasan siswa.
Pihaknya juga mengimplemetasikan program tersebut dengan banyak kegiatan diantaranya bernyanyi, bercerita hingga kegiatan peserta didik mengenal lingkungan sekitar sekolah juga termasuk program litarasi.
“Setiap Jumat pagi, kita selalu membawa anak-anak jalan sehat. Disana kita memperkenalkan bermacam hal misal seperti Hotel, Perkantoran dan lainnya. Sampai di kelas kita meminta anak-anak untuk kembali menceritakan apa yang mereka dapat saat mengukuti jalan sehat, dan itu juga program Literasi di SDN 4 Menteng,” tutupnya.nta