PULANG PISAU/tabengan.co.id – Plt Sekda Pulang Pisau Saripudin menanggapi persoalan belum difungsikannya bangunan toilet umum berbentuk piramid tepatnya disamping Taman Saran Sungei yang dinilai mubazir.
Ia dengan tegas akan menindaklanjuti kenapa bangunan itu sejak tahun 2015 lalu belum kunjung difungsikan oleh Dinas PU.
“Persoalan kenapa bangunan toilet di taman saran sungei (area siring laut) itu belum difungsikan, saya akan memangil SOPD teknis dalam hal ini Dinas PU kenapa bangunan itu belum juga difungsikan. Yang jelas kami akan menanyakan kenapa bangunan itu sampai tidak diperhatikan sampai sekarang,” tehasnya, saat dikonfirmasi Tabengan, , Rabu (17/5).
Menurutnya, terkait toilet yang dikabarkan dianggarkan melalui penunjukan langsung (PL) pada Bindang Cipta Karya (CK) Dinas PU dengan anggaran cukup besar yang saat ini berubah fungsi, dan kondisi isi bangunan itu pun sudah mulai ada yang rusak, baik plapon dan lain sebagainya.
Bahkan parahnya semenjak bangunan itu ditelantarkan, juga disinyalir dijadikan tempat ngelem (mengisap aroma lem) oleh anak-anak muda, mengkonsumsi pil zenith dan bahkan dijadikan tempat berpacaran pada malam hari. Saripudin mengaku baru tahu jika bangunan itu telah berubah fungsi sedemikian rupa.
“Saya baru tahu kalau bangunan itu disalah gunakan, dan jika seperti itu kejadiannya, maka kita akan meminta agar Satpol PP untuk turun kelapangan untuk mengawasi itu. Karena itu memang tugas mereka untuk mengawasi itu,” tegasnya seraya merasa prihatin.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kabupaten Pulang Pisau, H. Johansyah, Selasa (16/5) menilai, Pemerintah Daerah Kabupaten harusnnya benar-benar menganalisa atau mengkaji setiap perencanaan apakah nantinya bangunan tersebut bisa benar-benar di manfaat kan oleh masyarakat dan jangan hanya faktor ke inginan saja, namun menurutnya harus merupakan suatu kebutuhan sehingga hasil bangunan tersebut bisa bermanfaat.
“Lihat saja kondisinya sekarang sangat memilukan, padahal entah berapa uang yang sudah masuk ke sana. Dan ini saya rasa dari perencanaan awal yang sudah salah, hanya karena keinginan saja, tetapi bukan sutu kebutuhan sehingga jadinya masyarakat menilai bangunan yang dibangun itu seperti mubazir saja,” pungkasnya. c-mye