Generasi Milenial Lirik Properti

Tabengan.com – Generasi milenial saat ini ditengarai sebagai kelompok penduduk yang berpotensi besar menguasai pasar konsumen.

Di sektor properti, sebagian besar pengembang pun mulai membidik pasar milenial. Kendati demikian, tingkat penghasilan yang masih rendah mereka masih menjadi isu penting, karena terkait dengan daya beli.

Berdasarkan survei yang dilakukan beberapa lembaga, diperkirakan penghasilan rata-rata kaum milenial antara Rp6 juta-Rp7 juta per bulan.

Dengan penghasilan sebesar ini, artinya mereka masih dapat membeli properti seharga Rp200 jutaan – 300 jutaan, dengan cicilan Rp2 juta – Rp2,5 juta per bulan.

Permasalahan lain muncul, lantaran ternyata properti dengan kisaran harga tersebut sangat terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta. Alih-alih membeli properti jenis apartemen, sebagian dari mereka masih bertahan untuk tinggal di Jakarta di rumah indekos.

Berdasarkan survei yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW) terhadap pasar properti generasi milenial di Jabodebek di awal 2018, diketahui bahwa saat ini generasi milenial masih memilih indekos sebagai tempat tinggal mereka (47,4%).

Angka ini berbeda tipis dengan mereka yang ingin beralih ke apartemen (47,1%). Sedangkan selebihnya (5,4%) tinggal di rumah keluarga atau saudara.

Saat ini sebanyak 39,9% generasi milenial tinggal di indekos/apartemen dengan besaran sewa di bawah Rp2 juta per bulan, 38,5% menyewa dengan harga Rp2 juta – Rp3 juta per bulan, sedangkan 21,6% menyewa dengan harga di atas Rp3 juta per bulan.

“Minat generasi milenial untuk tinggal apartemen, meskipun tidak jauh berbeda dengan minat tinggal di indekos, dalam perjalanannya diperkirakan sebagian besar generasi milenial akan tinggal di apartemen,” jelas Ali Tranghanda, CEO IPW.

Meskipun ingin tinggal di apartemen, bukan berarti mereka ingin membeli apartemen. Sebagian besar dari mereka (73,0%) ‘tidak berani’ membeli apartemen dan hanya berkeinginan untuk menyewa. Hanya 7,5% yang ingin dan mampu membeli apartemen. Sedangkan selebihnya masih belum menentukan pilihannya.

Sebagian besar generasi milenial menyebut, unit apartemen tipe studio dengan luas 9-18 m2 menjadi favorit mereka. Sebesar 43,5% memilih unit apartemen seluas 12 m2-18 m2, dan 33,9% memilih unit dengan luas 9-12 m2.

“Dengan luasan yang relatif kecil dibandingkan dengan pasokan apartemen saat ini, maka para pengembang properti sepertinya mulai harus mempertimbangkan faktor luas ini dengan strategi masing-masing,” kata Ali.

Generasi milenial pun lebih nyaman bila dalam satu lantai tidak terlalu banyak unit (4 – 10 unit). Bahkan fasilitas seperti ruang bersama menjadi pertimbangan bagi kaum milenial untuk berkumpul dan bersosialisasi.

Di tengah masyarakat yang individualistis, minat generasi milenial untuk bersosialisasi relatif masih cukup tinggi. Sebesar 42,6% menganggap ruang bersama harusnya ada di setiap apartemen. Selain itu, fasilitas seperti free Wi-Fi menjadi faktor terpenting yang diinginkan mereka.

Fasilitas co-working space, meskipun belum menjadi prioritas namun menjadi salah satu faktor penting dalam pertimbangan mereka (33,4%) dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat.

“Dengan melihat survei pasar milenial ini, para pengembang dihadapkan pada sebuah langkah inovasi untuk dapat menyerap pasar ini dan tidak sekadar membidik kaum milenial, namun harus disertai dengan preferensi yang benar dan pemahaman yang mendalam terhadap mereka,” pungkas Ali.r-com