PANGKALAN BUN/tabengan.com – Hampir sepekan lebih, Kelurahan Pangkut dan sejumlah desa yang ada di Kecamatan Arut Utara (Aruta) kembali dilanda banjir. Misalnya di Kelurahan Pangkut, sejumlan pemukiman di RT 1 dan RT 2 yang berada di bantaran sungai Arut Kecamatan Arut Utara (Aruta), terendam banjir.
Banjir akibat luapan sungai Arut itu sudah merendam belasan rumah dengan ketinggian hampir setengah meter. Banjir juga merendam sejumlah desa lainnya di kecamatan paling jauh di Bumi Marunting Batu Aji tersebut seperti Desa Nanga Moa dan Gandis.
“Sudah seminggu banjirnya, air saat ini sudah mulai surut tadinya hampir 1 meter lebih, entah sampai kapan banjir akan surut, ” kata Anjias Lugas, warga RT 1 Kelurahan Pangkut, kemarin.
Diketahui belum ada warga yang dievakuasi karena ketinggian banjir tidak terlalu menghambat aktivitas warga.
“Banjir memang sudah biasa terjadi di sini. Tahun ini saja sudah terjadi 3 kali. Kalau ketinggian banjirnya belum mencapai satu meter, kami masih bisa bertahan di rumah. Kecuali kalau rumah kami sudah habis terendam, kami mengungsi,” sambungnya.
Sementara itu, salah satu warga setempat, Jojo, juga mengaku belum ada tinjauan dari pemerintah daerah. Ia menegaskan bisanya pemerintah tiba setelah banjir parah.
“Baru nanti datang bantuan. Kalau masih tingginya sampai lutut seperti ini, jarang.” Katanya.
Menurutnya, untuk memenuhi air bersih untuk minum, dia harus membeli dengan harga Rp 10 ribu untuk 20 liter air bersih, pasalnya selama banjir, sumur bor miliknya terendam air sungai.
“Untuk minum kami membeli karena rata-rata sumur warga di sini, karena air sungai, jadi tidak mungkin kami minum juga. Sehari kami membutuhkan air bersih 40 liter untuk minum dan masak, ” ujarnya.
Pantauan di lapangan, jalan poros perkampungan sudah terendam banjir setinggi 60 centimeter. Beberapa warga nekat melintasi banjir tersebut menggunakan sepeda motor.
“Jalan yang bisa dilewati motor hanya ini saja, ga ada lagi. Terpaksa kami lewati selama masih bisa dilewati,” jawabnya.c-uli