Bayi Hydrocephalus Barut Perlu Perhatian

tabengan.co.id – Seorang bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Teweh perlu perhatian. Anak pasangan Fredi dan Sali, warga Desa Pendreh, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara itu menderita hydrocephalus, yakni jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal).

Bayi tersebut terpaksa dilahirkan melalui operasi cesar karena sulit keluar. Para dokter di RSUD Muara Teweh berhasil membantu kelahiran sang bayi. Namun, karena keterbatasan peralatan yang dimiliki rumah sakit, para dokter setempat menyarankan agar bayi tersebut segera dirujuk ke rumah sakit di Banjarmasin.

Namun, kini sang bayi malang itu dibawa pulang oleh orang tuanya karena tak mampu membiayai perawatan lebih lanjut di rumah sakit besar.

Dokter spesialis anak di RSUD Muara Teweh, dr Komang Artawan SpPA mengatakan, pasien awalnya merupakan pasien rujukan yang menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM).

Pasien tersebut mengalami kesulitan saat hendak melahirkan, sehingga oleh dokter dilakukan penanganan operasi sesar.

“Setelah dilakukan operasi pada Rabu (24/5) lalu, baru terlihat ada kelainan pada kepala bayi. Dan kami langsung konsultasikan dengan dokter Ivan SpPB selaku dokter spesialis bedah. Dia menyarankan agar pasien tersebut dirujuk secepatnya ke Banjarmasin supaya mendapat tindakan lebih spesifik, karena rumah sakit daerah ini peralatannya masih minim,” kata dr Komang, Jumat (26/5) pekan lalu.

Tak Punya Biaya
Jika dilihat dari jenis penyakit diderita pasien, menurut dr Komang, harus ditangani secara bedah khusus dengan melibatkan spesialis bedah syaraf (SpBS), sementara peralatan yang ada dan lebih lengkap hanya ada di Banjarmasin seperti di Rumah Sakit Ulin.

“Kita juga sudah berupaya menyarankan kepada pihak keluarga. Hanya saja, pihak keluarga pasien mengaku tidak memiliki biaya kalau dirujuk ke Banjarmasin. Di samping itu, SKTM yang dimiliki juga kemungkinan agak susah di sana, sehingga hal itu yang menjadi pertimbangan dari pihak keluarga,” tutur Komang.

Dihubungi terpisah, orang tua bayi, Fredi, mengatakan, pada saat melahirkan istrinya tidak merasakan tanda-tanda yang aneh pada kandungannya, namun pada saat akan melahirkan, sang istri sulit mengeluarkan bayinya dan terpaksa harus dioperasi.

Dikatakannya, dokter memang menyarankan agar bayinya tersebut dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin. Namun karena terkendala biaya, Fredi memutuskan untuk tidak merujuknya dan membawa istri beserta anaknya pulang ke rumah.

“Hari ini rencananya (Jumat, red) bayi beserta ibunya akan dibawa pulang, karena kami tidak memiliki biaya untuk merujuk anak saya ke Banjarmasin, meski dokter telah menyarankan agar anak saya dirujuk untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif yakni dengan operasi saraf,” katanya. rayu hadi