PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Bank Indonesia (BI) Kalimantan Tengah (Kalteng) telah mengembangkan program klaster cabai bersama kelompok petani yang tergabung dalam Koperasi Berkah Nusa Bakti di Kabupaten Kapuas.
Upaya ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang sering bergejolak, terutama pada komoditas cabai rawit.
“BI memiliki tujuan utama yakni mememlihara dan menjaga stabilitas rupiah khususnya terhadap barang dan jasa yang dikenal dengan inflasi. Untuk Kalteng sendiri yang sering mengalami gejolak inflasi yaitu komoditas cabai rawit,” ujar Manajer Fokus Pengembangan UMKM BI Kalteng Edikari saat diwawancarai Tabengan, Selasa (26/11).
Edi panggilannya mengatakan, untuk mengembangkan program ini pihaknya telah memberikan bantuan teknis berupa pelatihan terkait budidaya cabai rawit serta bantuan saprodi yakni pompa dan cultivator pada kelompok petani Berkah Nusa Bakti.
“Kami mendatangkan langsung mendatangkan bapak Sukarman yang berasal dari Kulon Progo Kota Yogyakarta. Beliau ini salah satu petani cabai sukses disana, diharapakan dengan pengalaman beliau bisa diaplikasikan disini,” bebernya.
Menurut Edi, kendala di Desa Bentuk Jaya, Kabupaten Kapuas adalah lahan yang rawan banjir ketika musim penhujan. Maka dari itu, kami memberikan bantuan pembuatan bedengan untuk mengantisipasi banjir.
“Hal ini perlu dicegah agar cabai yang telah ditanam dapat berproduksi sepanjang tahun, semuanya bisa maksimal tak terkendala apapun,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, dengan luas lahan sekitar 2 hektare tedapat satu hektare bedengan sebagai lahan penanaman cabai rawit sepanjang tahun dan sisanya berupa kolam akan dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya ikan.
“Mengingat pola budidaya cabai dengan membuat tanggul ini merupakan pola baru, jadi tahap awal BI membuat proyek percontohan (demplot) sebagai sarana belajar anggota kelompok tani,” ungkapnya.
Sementara itu, Mulyadi Ketua Kelompok Tani Berkah Nusa Bakti menyampaikan terima kasih kepada BI Kalteng telah memfasilitasi dari pupuk, bibit hingga pelatihan yang diberikan.
“Kegiatan ini merupakan tanam perdana dalam persiapan 25 hari dan ditargetkan panen pada bulan Maret 2020. Potensi hasil dari lahan kurang lebih satu hektare ini mencapai 14 ton lebih. Diharapkan sinergi ini dapat meningkatkan produksi sehingga ketersediaan komoditas cabai ini semakin banyak dan dapat menurunkan tekanan inflasi di Kalteng,” kata Mulyadi. sda