SAMPIT/tabengan.co.id – Banyak cara dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan, di antaranya dengan mencatut nama pejabat. Seperti nama Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kotim Alang Arianto, yang dicatut oleh oknum tertentu. Pelaku berusaha menipu seorang sekretaris desa dengan janji dapat memuluskan pengangkatan menjadi calon pegawai negeri sipil atau CPNS.
Terkait pencatutan tersebut, Kepala BKD Kotim Alang Arianto menegaskan bahwa pengangkatan CPNS itu tidak bisa sembarangan, karena semua ada aturannya. Dia pun tidak ada kewenangan untuk mengangkat seseorang menjadi CPNS. Sebab itu, dia mengimbau masyarakat agar jangan percaya dengan orang yang mengaku-ngaku bisa memuluskan pengangkatan sebagai CPNS tanpa melalui prosedur yang benar.
Alang Arianto mengungkapkan, dirinya menerima kabar terkait dugaan upaya penipuan oleh seseorang yang mencatut namanya sebagai Kepala BKD Kotim.
“Salah seorang sekretaris desa di Kecamatan Bukit Santuai mendapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai Kepala BKD. Merasa curiga, sekretaris desa tersebut kemudian merekam percakapan melalui sambungan telepon tersebut,” terangnya.
Pasalnya, suara penelpon sangat berbeda dengan suara Alang Arianto. Dari percakapan juga jelas terdengar logat bahasa pria tersebut bukan logat bahasa yang digunakan masyarakat Kalimantan. Dalam percakapan itu, pria itu mengatakan bisa mengurus pengangkatan sekretaris desa tersebut menjadi CPNS. Dia diminta datang ke BKD Kotim pada Senin (13/1) nanti dengan membawa berkas yang sudah disebutkan.
Penelepon itu kemudian dengan terang-terangan meminta dana dengan alasan untuk disetor kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) karena pembuatan surat keputusan pengangkatan CPNS merupakan kewenangan di tingkat pusat.
Penelepon getol mendesak sekretaris desa menyebutkan nominal uang yang akan diberikan sesuai kesanggupan. Dia berdalih biasanya setoran memang bervariasi antara Rp15 juta Rp20 juta.
Untungnya, sekretaris desa tersebut tidak sampai tertipu karena dia memang sudah sejak awal curiga. Dengan alasan ingin berunding terlebih dulu dengan keluarga, sekretaris desa tersebut buru-buru menutup telepon. c-arb