KASUS COVID-19 – Melandai tapi Kalteng Belum Stabil

Ketua Cabang PAEI Kalteng Rini Fortina SKM MKes

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id- Berdasarkan hasil analisis Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kalteng, Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dan Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng terhadap data kasus mingguan, penularan virus Corona maupun kematian terkonfirmasi positif di 13 kabupaten dan 1 kota di Kalteng masih belum stabil.

Ketua Cabang PAEI Kalteng Rini Fortina SKM MKes menyampaikan, upaya pemerintah membuat kebijakan memberlakukan PPKM, arti umum yang mudah dipahami adalah memperlambat mobilitas masyarakat, meningkatkan disiplin masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan serta melaksanakan 3T berupa pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), perawatan (treatment) dengan konsisten. Keberhasilan PPKM tergantung tergantung hal ini.

“Belum stabil memang tapi estimasi risiko paparan memang melandai, efeknya baru bisa dilihat pengurangan kasusnya di 2 minggu ke depan. Kalau sekarang masih efek dari estimasi risiko yang lalu,” kata Rini, Rabu (18/8).

Pada kenyataannya, lanjut Rini, memang banyak kendala dan masalah, sehingga tidak bisa berjalan 100 persen. Cara menilainya, dari adanya penurunan kasus baru, penurunan kematian dan penurunan estimasi paparan serta penurunan BOR di rumah sakit.  Kalau sekarang secara akumulasi Kalteng ada penurunan maka PPKM efektif. Namun, cenderung pelan turunnya karena menyesuaikan kondisi masyarakat. Tapi, hal ini bisa melonjak lagi jika faktor tersebut melanggar lagi.

Data mingguan 9-15 Agustus yang merupakan minggu ke-76 masa pandemi Covid-19, pertumbuhan kasus baru 2.668 kasus. Rata-rata harian 381 kasus baru per hari. Kasus konfirmasi mingguan kembali meningkat 21,5 persen dari minggu sebelumnya, lebih tinggi dari puncak kasus sebelumnya.

Perbandingan kecepatan pertumbuhan kasus dan kesembuhan bulanan di Kalteng menunjukkan jumlah kasus konfirmasi lebih tinggi dari angka kesembuhan 4,9 persen (data sampai 15 Agustus). Pertumbuhan kasus positif konfirmasi 67,4 persen dibandingkan Juli. Kesembuhan 89,7 persen.

Laju penularan tertinggi Bartim, Palangka Raya dan Gunung Mas. Laju penularan di Kalteng per 100 ribu penduduk 108-109 orang, meningkat 21,5 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya peningkatan target testing harian yang ditetapkan lebih banyak berdasarkan Inmendagri No.31 dan 32.

Sementara itu, tren kematian minggu ini masih ada meningkat 10,3 persen dengan rata-rata 18 kematian per hari. Angka kematian per 100 ribu penduduk tertinggi minggu ini di Palangka Raya, Pulang Pisau dan Katingan. Dalam setiap 100 ribu penduduk yang meninggal 4-5 orang sebesar 10,3 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Perawatan harian mulai menurun begitu juga dengan kesembuhan harian fluktuatif meningkat.

“Angka CFR kematian harian terlihat mulai menurun , namun belum signifikan. Evaluasi sistem penemuan kasus dini dan kesiapan sumber daya pelayanan medis dan logistik,” imbuh Rini.

Dari hasil analisis kasus, Satgas Penanggulangan Covid-19 Kalteng, Dinkes Kalteng dan PAEI Cabang Kalteng menyimpulkan kondisi saat ini masih belum terkendali dan belum aman. Terjadi peningkatan kembali kasus konfirmasi dan kematian pada minggu ini menandakan masih naik turunnya kejadian sakit, meskipun estimasi resiko paparan di Kalteng  cenderung semakin menurun dengan fluktuatif. Itu menandakan risiko lonjakan kasus baru masih terus berlangsung.

Perlu memperbaiki sistem pencatatan agar sesuai dengan kriteria tingkat (grading) kondisi keparahan pasien yang sesuai dengan teknik perawatan kasus konfirmasi sesuai dengan kriteria isolasi mandiri dan perawatan. yml