PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Warga keturunan Tionghoa menggelar perayaan Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Kahayan Ballrom pada Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Minggu (13/2) malam.
PERERAT HUBUNGAN – Warga keturunan Tionghoa menggelar perayaan Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Kahayan Ballrom pada Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Minggu (13/2) malam. Inset- Ketua Umum Yayasan Sosial Rumah Duka (YSRD) Palangka Raya, Benny Tanujaya didampingi Bidang Advokasi, Suriansyah Halim
Senada dengan dekorasi ruang lobi hingga ruangan ballrom, hampir seluruh tamu yang hadir mengenakan busana bernuansa merah yang menggambarkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kegembiraan.
“Dengan acara ini supaya hubungan silaturahmi warga Tionghoa semakin erat. Sudah beberapa tahun tidak ada acara seperti ini,” ungkap Ketua Umum Yayasan Sosial Rumah Duka (YSRD) Palangka Raya, Benny Tanujaya didampingi Bidang Advokasi, Suriansyah Halim.
YSRD sendiri merupakan wadah sosial non profit untuk membantu seluruh warga Kota Palangka Raya dalam hal pemulasaraan jenazah tanpa memandang suku, ras, golongan, atau status sosial. Pada perayaan Imlek bershio macan air itu, YSRD Palangka Raya berinisiatif menjadi pelaksana kegiatan untuk menjalin silaturahmi bagi sekitar 400 kepala keluarga Tionghoa.
Sempat ragu menggelar acara, pihak panitia akhirnya justru mendapat izin dari Satgas Penanggulangan Pandemi Covid-19. “Dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan seperti jumlah pengunjung, menjaga jarak, dan sejumlah syarat lain,” ucap Benny.
Suriansyah Halim mengimbuhi bahwa pihaknya sempat hendak memeriahkan acara dengan menghadirkan atraksi barongsai namun tidak mendapat izin dari Satgas Penanggulangan Pandemi Covid-19. Mereka mematuhi dan menghormati syarat dari satgas tersebut dan hanya mengundang sebagian kecil warga Tionghoa di Kota Palangka Raya untuk datang ke acara.
Meski begitu para tamu dan panitia tetap antusias untuk mengikuti seluruh kegiatan. Halim juga menyatakan warga Tionghoa juga mensyukuri selama ini penerimaan oleh warga dari suku lain di Kota Palangka Raya maupun Kalimantan Tengah sudah sangat baik.
“Kita sudah menyatu dan saling membaur. Tidak ada yang mempermasalahkan perbedaan suku, agama, golongan dan status sosial,” pungkas Halim. dre