PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Tradisi ritual badewa dalam masyarakat Bakumpai adalah ritual pengobatan tradisional yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, seperti penyakit yang berhubungan dengan roh halus, (parang maya) santet, palasit, dan lain sebagainya. Masyarakat suku Dayak Bakumpai yang berada dikelurahan Ulu Benteng Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala masih melakukan ritual badewa sebagai alternatif menyembuhkan orang sakit.
Pengobatan didasari konsep bahwa penyakit disebabkan oleh gangguan makhluk halus, sehingga tujuan dari ritual pengobatan ini adalah untuk mengusir makhluk halus tersebut. Pengobatan ini dilakukan selama sedikitnya tiga malam berturut-turut. Bahkan bisa mencapai 40 malam, tergantung berat ringannya penyakit. Durasi ritual tersebut kurang lebih satu setengah jam.
Penyembuhan sangat berbeda dengan pengobatan tradisional lainnya. Mereka lebih menyentuh alam bawah sadar pasien dan memfokuskan pada unsur kebersamaan dan mendorong pasien secara mental. Sehingga secara psikologis baik penderita maupun keluarganya memiliki keyakinan sembuh terlebih dengan hadirnya para leluhur di sisi mereka.
Masyarakat Dayak Bakumpai di kelurahan Ulu Benteng Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala masih mempertahankan tradisi ritual Bedewa.
Badewa sebagai upacara ritual khas Suku Bakumpai yang merupakan sub suku Dayak Ngaju, pada dasarnya dilakukan dengan upacara yang diiringi dengan tetabuhan. Namun ada juga tanpa alat seberti gong, sarun dan sebagainya. Badewa dilakukan dengan memanggil sahabat yakni sekutu seorang pandewa dari makhluk gaib. Para sahabat itulah yang merasuk dalam tubuh pandewa, guna melakukan penyembuhan. Upacara ini bertujuan untuk menyembuhkan orang sakit. Adapun gambaran garis besar proses upacara adat badewa adalah mempersiapkan alat perlengkapan ritual, mempersiapkan sesajian 41 macam. Selanjutnya, batatabur atau memanggil roh-roh para leluhur yang diiringi dengan gamelan, kemudian melakukan pengobatan dengan bantuan roh leluhur yang telah dipanggil. Setelah pengobatan tersebut selesai maka prosesi berikutnya adalah pengembalian roh-roh leluhur.
Badewa atau manyanggar lebu merupakan adat budaya suku dayak bakumpai yang mendiami aliran sungai barito secara turun temurun untuk ritual pengobatan.Terlihat kegiatan ini masih dilaksanakan di Desa Janggi sebagai kultus budaya,adat dan kesenian seni lokal yang sangat dipertahan oleh suku dayak bakumpai Khususnya yang ada pada warga Desa Janggi.
Ritual badewa atau manyanggar lebu dilangsungkan selama tiga hari tiga malam berturut-turut ritual acara dari hari pertama sampai ketiga dilaksanakan batatabur (Pemangilan Roh), bawayang (Wayang), batuping (Bertupeng), batuyang (Ayunan), bamandui (mandi-mandi).
Badewa atau manyanggar lebu di atau acara pengobatan ritual suku bayak bakumpai ini rutin setiap tahun, disamping acara pengusiran roh roh jahat atau pembersih (manenga lebu) atau dikatakan menolak bala sekaligus adalah media pengobatan secara alternatif dengan harapan menjadi sebuah budaya kearifan lokal yang akan dipertahankan untuk dilestarikan sebagai upaya mempertahan peninggalan atau utus (keturunan) peninggalan suku dayak bakumpai.(diambil dari beberapa sumber)