Penerimaan polri 2017: Antisipasi Joki, Panitia Gunakan Sidik Jari Elektronik

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Sebanyak 1.456 orang pendaftar calon anggota Polri 2017 sudah berkumpul di Graha Bhayangkara, Mapolda Kalteng, Senin (17/4). Pagi itu ada arahan dari Kapolda Kalteng Brigjen (Pol) Anang Revandoko kepada seluruh panitia, peserta dan orangtua/wali serta penandatanganan pakta integritas dan komitmen moral.

Mereka semua merupakan hasil seleksi dari 13 kabupaten dan 1 kota di Kalteng, untuk mengikuti sejumlah tes sebagai tahapan dari penerimaan anggota Polri secara terpadu TA 2017 Panda Kalteng. Dari 1.456 peserta, yaitu masing-masing untuk Taruna Akpol 56 orang, Bintara Polri 1.264 orang termasuk Polwan, dan Tamtama Polri 136 orang.

“Saya tegaskan kepada orangtua dan calon peserta seleksi untuk tidak tergiur dengan janji-janji dari orang ataupun panitia yang menjamin kelulusan putra-putrinya dengan meminta imbalan. Keberhasilan mereka hanya bisa dibantu oleh dirinya sendiri,” kata Kapolda.

Penerimaan calon anggota Polri 2017 ini dilakukan secara transparan dan akuntabel. Bahkan untuk mengantisipasi adanya calo-calo yang seolah-olah dapat menjamin kelulusan, pihak panitia penerimaan telah punya cara untuk mengantisipasinya. Begitu juga kemungkinan munculnya joki pada saat peserta mengikuti tahapan tes, untuk mengatasinya pihak panitia mengambil sidik jari semua peserta calon siswa.

Ketika para peserta mengikuti setiap tahapan tes, mereka harus menempelkan jempol tangan lebih dulu pada sidik jari elektronik. Karena peserta ribuan orang, maka pihak panitia menyediakan 10 unit alat sidik jari elektronik. Dengan demikian bila ada peserta yang menggunakan orang lain (joki) untuk menggantikannya sementara pada saat ikut tahapan tes, maka akan ketahuan, karena sidik jarinya berbeda.

Cara melaksanakan tahapan tes melalui pemeriksaan sidik jari elektronik ini merupakan yang pertama kali dilakukan Polda Kalteng, bahkan di Indonesia. Ini merupakan sebuah gebrakan oleh pihak Panitia Pelaksana Penerimaan Anggota Polri TA 2017.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Kombes Pol Agus Fajar mengatakan, kuota Polda Kalteng untuk Taruna Akpol 5 orang, Bintara polisi laki-laki 170 orang, Polwan 10 orang, dan Tamtama Brimob 8 orang. Namun kemungkinan bisa saja bertambah pada saat mendekati akhir seleksi.

Sementara pihak panitia dibentuk sebuah tim yang terdiri dari internal dan eksternal untuk mengawasi langsung pelaksanaan penerimaan calon anggota Polri ini. “Kita akan secara ketat, dan untuk anggota yang tidak berkentingan dilarang masuk ke ruang panitia. Makanya kita memakai tanda khusus kepada panitia yaitu rompi. Jadi yang tidak menggunakan rompi berarti bukan panitia. Kita juga menggunakan sidik jari, dan semua peserta sudah kita ambil sidik jarinya. Ini pertama kalinya di Kalteng, bahkan mungkin di Indonesia, peserta menggunakan sidik jari pada saat akan tahapan-tahapan tes. Tidak ada orang lain yang masuk, jadi yang namanya joki pasti akan ketahuan,” jelas Agus.

Kali ini, kata Agus, ada 3 pasangan kembar yang ikut seleksi penerimaan calon anggota Polri.

Agus juga menegaskan, pihak panitia hanya menyediakan 1 nomor telepon resmi yang bisa dihubungi. Hal ini untuk mengantisipasi adanya calo yang pura-pura bisa membantu mengurus agar lulus menjadi polisi.

“Jadi kepada semua peserta maupun orangtua/wali agar jangan percaya bila ada penelpon tak dikenal yang menghubungi, selain nomor yang telah disediakan oleh panitia. Nomor itu nanti akan kita berikan kepada semua peserta, orangtua/wali,” ujar Agus

Ditegaskan, bila ada pihak tertentu, baik dari internal maupun eksternal, yang nantinya mencoba melobi kepada pihak panitia agar peserta tertentu bisa lulus, maka yang bersangkutan (peserta) tersebut langsung didiskualifikasi.

Pada seleksi penerimaan Polri ada beberapa tahapan yang akan dilalui oleh peserta. Diantaranya pemeriksaan ulang administrasi, tes kesehatan, psikologi, jasmani dan rohani. gie