Ekobis  

Harga Gula Palangka Raya Rp20 Ribu/Kg

DITEMUI- Abdul Rohman (38), pedagang sembako di pasar besar, Palangka Raya saat ditemui Tabengan, Senin (22/4). TABENGAN/RAHUL

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Dua minggu pasca lebaran, harga sejumlah bahan pokok (bapok) terus alami peningkatan. Bahkan gula pasir di pasar besar Palangka Raya harganya tembus Rp19 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan untuk di pasar Kahayan harga gula pasir Rp18 ribu rupiah per kilogramnya.

Hal tersebut berdasarkan data pantauan harga yang dilakukan Dinas Perdagangan Koperasi, UKM dan Perindustrian (PKUKMP) Kota Palangka Raya, Senin (22/4).

Sebelumnya, pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga gula di tingkat konsumen untuk memperlancar pasokan dan stok di ritel. Melalui Surat Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan nomor 296/TU/01/02/B/043/2024, Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi menaikkan harga acuan gula di tingkat ritel atau konsumen menjadi Rp17.500 per kilogram.

Kepala Dinas PKUKMP Kota Palangka Raya Samsul Rizal melalui Sekretaris Dinas PKUKMP Kota Palangka Raya Hardiansyah menyampaikan, berdasarkan pantauan yang pihanya lakukan harga gula saat ini memang naik.

“Harga gula naik, karena Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah naik, sehingga berpengaruh pada pedagang yang menjual gula pasir. Untuk pantauan di di Palangka Raya, dikisaran harga Rp19 ribu rupiah di pasar besar dan Rp18 ribu rupiah di pasar Kahayan,” bebernya kepada Tabengan berdasarkan data pantauan harga bapok, Senin (22/4).

Sementara  itu, Abdul Rohman (38), salah seorang pedagang sembako di pasar besar Palangka Raya mengakui gula sedang mahal, akibatnya dia terpaksa menaikan harga hingga Rp20 ribu per kilogram.

“Gula  pasir ini memang naik, biasanya dijual diharga Rp16-17 ribu rupiah per kilogramnya, sekarang mau gak mau kami jual di harga Rp20 ribu rupiah. Selain gula pasir, gula merah juga naik menjadi Rp25 ribu per kilogram,” kata Abdul saat ditemui, Senin (22/4).

Ia melanjutkan, memang biasanya ketika harga gula pasir naik otomatis harga gula merah juga ikut naik. Akibat naiknya harga gula ini katanya penjualan gula menjadi menurun.

“Kami juga kasihan masyarakat membeli gula mahal, tapi kami mau gak mau juga terpaksa menaikan harga walaupun mendapat untung yang tidak terlalu besar,” imbuhnya.

Ia berharap, harga gula kembali normal, sehingga pedagang dan masyarakat sama-sama nyaman. Sebab gula merupakan salah satu bahan pokok yang sering diapakai untuk berbagai keperluan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut, penyebab kenaikan gula ini disebabkan beberapa faktor. “Kenaikan harga gula saat ini dipengaruhi harga gula di pasar global yang tinggi dan anjloknya kuras Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat,” ungkap Arief beberapa waktu lalu saat Halalbihalal dengan media di kantor Bapanas.

Penyesuaian harga gula tersebut jelasnya dilakukan untuk menjamin pasokan dan stok gula di ritel modern sebelum musim giling. Sehingga ketika musim giling harga sudah sesuai.

“Gula ini karena currency tinggi harga di luar tinggi, tetapi ini harga tinggi adalah kesempatan kita untuk produksi,” tambahnya.

Penetapan kenaikan HAP gula melalui Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Gula Konsumsi lintas kementerian/lembaga, Kamis (4/4). Berdasarkan input kondisi harga gula yang wajar, harga gula konsumsi di tingkat ritel atau konsumen sebesar Rp17.500 per kilogram.

“Kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga ketersediaan, stok, pasokan dan harga gula konsumsi khususnya di ritel modern dalam menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2024, serta sebelum musim giling tebu dalam negeri,” pungkas Arief. rmp