Berebut Jadi Wakil Fairid

Donny Y Laseduw Pengamat Hukum dan Politik Harati Kalteng

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Peta politik menjelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Palangka Raya 27 November 2024, masih tidak menentu. Meski calon petahana Fairid Naparin dipastikan akan maju, namun siapa yang akan menjadi wakilnya, hingga kini tak ada yang tahu.

Informasi terbaru, saat ini ada 12 nama potensial yang terus bergerilya merebut simpati sang petahana. Mereka bersaing untuk mendapatkan posisi sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota mendampingi Fairid di Pilwali mendatang.

Wali Kota Palangka Raya periode 2018-2023 itu berpeluang kembali memenangkan Pilwali, jika memilih pasangan yang tepat. Munculnya banyak nama, juga membuat Fairid memiliki banyak opsi atau pilihan dalam menentukan wakil sesuai dengan kebutuhan untuk meraih kemenangan.

Nama yang muncul sudah tidak asing lagi, mulai dari kalangan politisi, birokrat, pengusaha hingga akademisi. Dari kalangan politisi di antaranya Hj Umi Mastikah dari Demokrat yang juga Wakil Fairid sebelumnya. Kemudian Sigit Widodo politisi PDIP, Evan Rahman Saputra politisi NasDem, Suranto politisi Gerindra serta politisi PKB Sugianor.

Sementara dari kalangan birokrat ada nama Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu, Pj Sekda Palangka Raya Achmad Zaini dan Kepala BPPRD Kota Palangka Raya Emi Abriyani.

Kemudian dari kalangan pengusaha dan tokoh muda Axcel Arfriando Narang. Dari kalangan akademisi, mantan Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) 2018-2022 Prof Dr Andrie Elia Embang.

Menurut Pengamat  Politik Kalteng Donny Y Laseduw, selain dari nama yang beredar, ada juga nama yang potensial, politisi PDIP sekaligus Anggota DPRD Kalteng Yohanes Freddy Ering.

“Dari 12 nama yang sudah beredar, semuanya memiliki kapasitas dan kabapilitas serta kelebihan masing-masing yang sudah tentu layak maju pada Pilwali Palangka Raya,” kata Donny kepada Tabengan, Minggu (14/7).

Menurutnya, Fairid tentu punya kriteria dan syarat untuk menentukan siapa yang cocok.

“Karena Partai Golkar bisa mengusung sendiri, tentu Golkar punya kriteria dan Fairid juga punya kriteria wakil sendiri,” ungkap Ketua Lembaga Pemberdayaan Politik, Hukum Harati Kalteng itu.

Dari 12 nama yang beredar tersebut, kata Donny, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena Fairid punya pengalaman pernah menjadi Wali Kota.

“Dirinya tahu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat Kota Palangka Raya, ke mana arah lima tahun ke depan Fairid akan mengarahkan kebijakannya,” lanjutnya.

Hal yang perlu diingat, kata dia, Fairid sebelum menentukan pasangannya akan melihat peta politik terlebih dahulu. Siapa yang akan menjadi lawannya.

“Fairid pasti akan melihat peta politik dan berhitung kemungkinan-kemungkinan siapa lawan-lawan yang potensial dan kemudian nantinya baru Fairid akan memilih wakilnya siapa yang cocok,” jelasnya.

Ia menyebut, Fairid akan melihat pasangan yang paling cocok sesuai dengan kebutuhannya. Karena ia pasti memilih pasangan untuk meraih kemenangan.

“Dari 12 nama yang beredar tersebut pasti memiliki kualifikasi masing masing. Nanti Fairid akan melihat wakil dan tidak mungkin wakil itu cek kosong yang tidak memiliki baik finansial dan kelebihan lainnya,” imbuhnya.

Dikatakan, Pilkada membutuhkan pembiayaaan yang besar, sehingga perlu pasangan yang memiliki finansial. Selain itu, juga pasti memperhitungkan pasangan wakil yang mau dipilih masyarakat. Karena popularitas tidak sama dengan elektabilitas, orang populer belum tentu dipilih rakyat. Jadi penting memilih wakil yang mampu mendongkrak suara.

Lebih lanjut dikatakan, pemilih Palangka Raya merupakan pemilih rasional. Karena bukan pemilih emosional, masyarakat Palangka Raya merupakan pemilih rasional dan itu perlu diperhatikan oleh setiap calon.

Sehingga dari semua nama sebagai calon potensial wakil yang beredar itu, punya potensi yang sama. Tetapi itu kembali lagi kepada Fairid yang memiliki kebutuhannya sendiri.

“Pasti Fairid ingin menang, sehingga pada saat memilih wakil ia akan berhitung presentase kemenangannya. Ia juga pasti akan melihat, jika berpasangan dengan ini pemilih saya berapa dan lain sebagainya semua ada hitungannya,” tambahnya.

Selain melihat tipikal pemilih rasional, para calon juga harus memperhatikan apa kebutuhan dari warga.

“Dengan mengetahui kebutuhan warga Palangka Raya selama lima tahun kedepan itu juga akan melihat nanti siapa pasangan yang cocok nanti jadi pendamping,” jelasnya.

Dengan memperhatikan hal-hal mulai, dari tipikal pemilih rasional, pemilih muda, pemilih wanita dan lainnya. Calon wakil juga harus menjawab kebutuhan warga selama lima tahun kedepan.

“Semua itu tadi adalah kebutuhan umum. Mengenai kebutuhan khusus, pasti Fairid memiliki nama yang sudah ada didalam hatinya untuk menjadi pendamping dan memenangkan Pilwali,” pungkasnya. rmp