Pemko Gencarkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas

Pemko Gencarkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya terus menggencarkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.

Program ini menjadi bagian dari upaya pencegahan penyakit secara menyeluruh, dengan sasaran seluruh kelompok usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia, untuk memperingati hari ulang tahun sebagai kado dari pemerintah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo menjelaskan, layanan PKG difokuskan di Puskesmas, sejalan dengan kebijakan nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

“Saat ini untuk kebijakan pemerintah ya dari Kementerian Kesehatan itu di Puskesmas dulu, sehingga diharapkan seluruh masyarakat dari berbagai kelompok usia itu dapat memeriksakan kesehatannya. Jadi, tujuan utama itu, supaya seluruh penduduk di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia itu bisa mengetahui dan bisa diketahui status kesehatannya,” katanya, Selasa (1/7).

Menurutnya, pemeriksaan kesehatan gratis ini bertujuan utama untuk pencegahan. Bahkan sejak bayi baru lahir, sudah dilakukan screening seperti hipotiroid kongenital, yang bertujuan untuk mendeteksi potensi kelainan sejak dini.

“Jadi sejak dia lahir itu juga sudah bisa diketahui ada kecenderungan bawaan apa itu, yang nanti bisa diharapkan dicegah. Ataupun kalau sudah terjadi itu bisa tidak katakanlah meluas itu ya keparahannya,” tambahnya.

Andjar menyebut, saat ini penyebab utama kematian di Indonesia bukan lagi penyakit infeksi, tetapi penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, dan hipertensi.

“Kita sekarang menghadapi yang namanya double burden disease, bahkan triple burden. Penyakit infeksi belum tuntas, muncul lagi PTM, dan ada risiko lainnya. Ini jadi beban kesehatan masyarakat yang besar,” jelasnya.

Dengan melakukan pemeriksaan rutin, masyarakat bisa mengetahui kondisi kesehatannya sebelum muncul gejala. Contohnya, jika ditemukan kadar kolesterol yang tinggi, maka bisa segera diberikan penyuluhan mengenai gaya hidup sehat dan pola makan yang tepat.

“Tapi bukan hanya penyuluhan, kalau memang indikasi medis mengharuskan, tentu bisa diberikan pengobatan. Konsep ini ya tentunya nanti akan dilakukan sesuai dengan indikasi medis karena memang tujuannya itu tadi, mencegah yang belum terjadi supaya tidak terjadi, mencegah yang sudah terjadi supaya tidak bertambah parah, artinya kalau memang diperlukan ini, ya, itu nanti pasti ada alurnya lagi. Kalau memang diperlukan pengobatan, tentunya akan didalami gitu,” jelasnya.

Lebih lanjut Andjar menjelaskan, mekanisme pendaftaran dan mendapatkan pengobatan gratis pada dasarnya terintegrasi dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program ini mengandalkan kepesertaan masyarakat dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Ya, jadi intinya semuanya itu tidak lepas dari sistem kesehatan di Indonesia, yaitu dengan JKN, Jaminan Kesehatan Nasional. Nah, sehingga sistemnya juga seperti itu, jadi ini juga salah satu strategi sehingga diharapkan seluruh penduduk di wilayah negara satuan Republik Indonesia itu juga mengakses melalui sistem ini. Artinya apa? Menjadi peserta BPJS, peserta JKN,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemeriksaan kesehatan gratis sebenarnya sudah rutin dilakukan. Namun, dalam momentum tertentu seperti peringatan hari ulang tahun setiap individu, kegiatan ini mendapat perhatian lebih sebagai bentuk ‘hadiah’ kepada masyarakat.

“Misalnya, dalam rangka peringatan ulang tahun, masyarakat diberi hadiah berupa pemeriksaan kesehatan gratis. Tujuannya agar setiap individu dapat mengetahui kondisi kesehatannya secara dini,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, meskipun ada kemasan yang berbeda, secara prinsip pelayanan yang diberikan tidak jauh berbeda dengan yang selama ini telah dilakukan.

Meskipun program ini sudah berjalan, namun angka partisipasi masyarakat masih jauh dari target yang menyasar 35 persen dari total penduduk. Berdasarkan laporan terakhir, baru sekitar 801 masyarakat Kota Palangka Raya yang memanfaatkan layanan PKG ini. Padahal, semua Puskesmas di wilayah kota sudah siap dan aktif melaksanakan program tersebut.

Andjar mengakui rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh minimnya kesadaran untuk memeriksakan kesehatan saat tidak merasa sakit. Untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Maka dari itu, pihaknya menggandeng berbagai elemen masyarakat, mulai dari RT, RW, lurah, hingga camat, untuk ikut menyosialisasikan pentingnya pemeriksaan dini.

Andjar juga menekankan, semua kegiatan ini sudah terintegrasi secara digital melalui aplikasi ASIK milik Kementerian Kesehatan. Melalui program Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Pemerintah Kota Palangka Raya ingin membangun kesadaran bahwa kesehatan adalah investasi, bukan hanya soal pengobatan saat sakit.

Dengan semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini bisa menjangkau lebih banyak warga Palangka Raya, dan membawa perubahan pola pikir masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan keluarga. nws