*HS: Tidak Arogan, Hanya Miss Komunikasi
SAMPIT/TABENGAN.CO.ID– Seorang oknum anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) diduga melakukan perusakan terhadap aset yang ada di Kantor Dinas Koperasi Kotim.
Dalam foto yang tersebar di media sosial, diduga oknum anggota DPRD yang disebut-sebut jarang masuk kantor itu, melakukan perusakan meja kaca yang ada di ruangan kantor pada Selasa (8/7).
Aksi perusakan tersebut diduga dipicu oleh kekecewaan atas belum terealisasinya dana pokok pikiran (pokir) milik anggota dewan tersebut. Informasi yang beredar oknum anggota DPRD Kotim tersebut diduga berinisial HS yang berasal dari Fraksi PAN.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kotim Rimbun menyatakan pihaknya belum menerima informasi resmi ataupun laporan langsung mengenai kejadian tersebut. Ia menegaskan jika penyikapan terhadap persoalan itu harus mengikuti mekanisme yang sudah diatur dalam tata tertib DPRD.
“Belum sampai sebenarnya informasi itu ke pimpinan DPRD, jadi kami belum tahu secara resmi. Tapi kalau mengacu pada aturan dan prosedur di lembaga, menurut tata tertib yang berlaku, maka anggota dipersilakan terlebih dahulu ke fraksinya. Fraksi yang akan membina, memberikan masukan, saran dan pendapat. Setelah itu barulah fraksi menyampaikan ke Badan Kehormatan (BK) DPRD,” terang Rimbun, Rabu (9/7).
Rimbun menyebut peran utama dalam penanganan awal berada di fraksi masing-masing, dan baru dilanjutkan ke BK apabila dinilai perlu ditindaklanjuti secara kelembagaan.
“Kalau secara etik, itu BK yang bisa menjawab. Sesuai tata tertib, kewenangan BK lah yang mengelola hal-hal seperti ini di DPRD. Sampai saat ini pun kami masih belum tahu oknum tersebut siapa dan dari fraksi mana,” katanya.
Rimbun juga mengimbau agar setiap anggota DPRD tetap menjaga sikap profesional dan etika, khususnya dalam menyampaikan aspirasi maupun persoalan yang berkaitan dengan program kerja. Ia menilai komunikasi antarlembaga seharusnya dilakukan dengan cara yang santun dan sesuai prosedur.
Klarifikasi
Anggota DPRD Kabupaten Kotim dari HS, angkat bicara terkait pemberitaan viral di media sosial yang menyebut dirinya mengamuk di salah satu instansi pemerintah daerah. Ia membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa kejadian itu merupakan bentuk komunikasi yang mengalami kesalahpahaman, bukan tindakan arogan.
“Terkait pemberitaan di medsos bahwa ada insiden, itu tidak benar. Saya hanya menanyakan realisasi dana pokir yang memang sudah berjalan sesuai aturan. Ini demi membantu warga, khususnya ibu-ibu di Kecamatan Parenggean untuk pengadaan alat masak katering,” kata HS, Rabu (9/7).
Ia menjelaskan, pihaknya mengantar langsung kelompok masyarakat ke Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUKMPerindag) untuk mencari kejelasan mengenai syarat-syarat penerima hibah. Namun saat bertemu dengan salah satu pejabat di dinas tersebut, komunikasi berjalan tidak mulus.
“Saya hanya ingin tahu syarat-syarat apa yang harus dipenuhi kelompok penerima. Tapi penjelasan dari kabid justru menurut saya tidak menyelesaikan persoalan, malah mempersulit. Seolah-olah kelompok penerima harus berbadan hukum, padahal mereka ini kelompok masyarakat biasa yang proposalnya sudah ditandatangani lurah,” jelasnya.
Terkait insiden pecahnya kaca meja yang menjadi sorotan, HS memberikan klarifikasi bahwa kejadian itu murni tidak disengaja.
“Kebetulan saat saya menekan meja, ujung kacanya agak keluar dan terkena cincin saya, lalu pecah. Tidak ada unsur kesengajaan. Kalau itu membuat kegaduhan, saya minta maaf,” ungkapnya.
HS juga menegaskan bahwa dirinya hanya ingin membantu masyarakat melalui aspirasi yang telah difasilitasi lewat mekanisme pokok pikiran anggota dewan. Ia menyayangkan sikap pejabat terkait yang tidak memberi solusi, justru menyampaikan hal-hal yang membingungkan kelompok penerima.
“Kalau saya disebut arogan, itu tidak benar. Saya hanya ingin memperjuangkan aspirasi warga agar realisasinya tidak terhambat oleh penjelasan yang berbelit. Harusnya dinas memberi kemudahan dan solusi,” tegas legislator dari Dapil V itu.
Ia berharap, ke depan seluruh pihak bisa membangun komunikasi yang lebih terbuka dan solutif, agar program yang dirancang untuk rakyat benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan.
Hal senada juga dikatakan Kadis Koperasi Kotim Johny Tangkere, yang menyatakan bahwa kejadian itu hanya salah paham saja, nggak ada masalah dan tidak usah dipermasalahkan.c-may