MINIMNYA DIGITALISASI PEMBAYARAN-Di SAMSAT Palangka Raya  Masih Dominasi Tunai

MINIMNYA DIGITALISASI PEMBAYARAN-Di SAMSAT Palangka Raya  Masih Dominasi Tunai
Ketua Komisi I DPRD Kalimantan Tengah H Muhajirin

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Ketua Komisi I DPRD Kalimantan Tengah H Muhajirin menyoroti lambannya digitalisasi sistem pembayaran di lingkungan pelayanan publik, khususnya di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Provinsi Kalimantan Tengah.

Ia menilai, upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mustahil dilakukan tanpa adanya langkah nyata dalam hal efisiensi, transparansi, dan modernisasi sistem pembayaran.

“Upaya peningkatan PAD tidak mungkin dilakukan tanpa efisiensi, transparansi, dan perluasan basis penerimaan melalui pembayaran non-tunai serta aplikasi terintegrasi,” tegas Muhajirin, Rabu (22/10).

Anggota Fraksi Partai Demokrat itu menyayangkan, dalam paparan strategi pencapaian kebijakan pendapatan daerah yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi, tidak ditemukan langkah konkret mengenai efisiensi dan digitalisasi sistem pembayaran yang dapat memperluas basis penerimaan PAD.

“Sampai sekarang, transaksi di loket kasir Kantor SAMSAT Provinsi Kalimantan Tengah masih harus dilakukan secara tunai. Bila ingin membayar non-tunai, masyarakat justru diarahkan menggunakan aplikasi,” ungkapnya.

Menurutnya, sangat memungkinkan sistem pembayaran non-tunai diterapkan langsung di loket, misalnya melalui pemanfaatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang sudah luas digunakan di sektor pelayanan lainnya.

“Padahal dengan sistem seperti QRIS, pembayaran bisa lebih cepat, aman, dan mengurangi potensi kebocoran PAD. Hal ini juga akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak serta transparansi pengelolaan keuangan daerah,” tambahnya.

Muhajirin kemudian mempertanyakan sejauh mana komitmen dan langkah konkret Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam melakukan digitalisasi terhadap sistem penerimaan daerah. Ia berharap ada terobosan yang lebih nyata dan strategis agar potensi PAD bisa dioptimalkan melalui inovasi digital.

“Pertanyaan kami jelas: mengapa pembayaran di Kantor SAMSAT masih dilakukan secara tunai, dan sampai sejauh mana digitalisasi ini benar-benar sudah berjalan di tingkat provinsi?” pungkasnya. jef