PALANGKA RAYA/tabengan.com – Ruas jalan yang menghubungkan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengalami kerusakan parah. Ruas jalan ini, setiap tahunnya terlebih saat musim penghujan selalu mengalami kerusakan parah.
Menurut anggota DPRD Kalteng dari daerah pemilihan (Dapil) Kalteng III, yang meliputi Kabupaten Kobar Nataliasi, melalui pesannya kepada Tabengan, Senin (15/5) mengungkapkan, sekarang ini ruas jalan yang menghubungkan kedua wilayah ini banyak mengalami kerusakan parah.
Kendaraan yang melalui jalur ini harus berhati-hati melalui ruas jalan tersebut karena selain licin juga banyak jalan yang terendam lumpur. Terlebih di daerah Kotawaringin Lama, sejumlah kerusakan tampak terajadi parah oleh sebab itu, kedepan ruas ini membutuhkan perhatian dari pemerintah, baik Pemkab Kobar dan Pemprov Kalteng.
Ruas jalan ini juga merupakan akses penting dan cepat dari Pangkalan Bun ke Sukamara maupun sebaliknya, sehingga diharapkan penanganan serius dari instansi terkait.
“Kerusakan ini terjadi pada spot-spot tertentu, yang mengalami kerusakan cukup panjang itu ada di wilayah Kolam-Pangkalan Bun,” kata Nataliasi.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi D DPRD Kalteng, Jimin mengatakan, jalan strategis yang menghubungkan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)-Sukamara masuk dalam program multiyears.
Pasalnya ruas jalan ini, sebelumnya selalu mengalami kerusakan parah terutama musim penghujan.
Salah satu ruas yang akan masuk program multiyears ini, adalah ruas Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) yang selama ini selalu mengalami kerusakan parah dan selalu dikeluhkan masyarakat.
Ruas Pangkalan Bun-Kolam ini merupakan akses atau jalur cepat dari Pangkalan Bun-Sukamara maupun sebaliknya. “Ruas ini merupakan jalan strategis yang menghubungkan Provinsi dengan tiga kabupaten di wilayah Kobar terutama membuka terisolirnya kabupaten Sukamara dan Lamandau untuk jalur cepat, kalau belanjakan menujunya ke Pangkalan Bun,” kata Jimin, saat dibincangi wartawan, di gedung Dewan, pekan kemarin.
Salah satu pertimbangan mengapa ruas ini masuk dalam program multiyears, kata Jimin, karena dua kabupaten ini ada yang masih terisolir. Terlebih kedua wilayah ini, utamanya Sukamara dan Lamandau tidak mempunyai pelabuhan laut maupun udara, sehingga untuk mendatangkan Sembilan bahan pokok (sembako) dan kebutuhan masyarakat lainnya masih didatangkan dari Pangkalan Bun.
“Karena dua kabupaten inikan tidak punya pelabuhan udara dan pelabuhan laut. Distribusi sembako inikan yang Sukamara ini dari Pangkalan Bun lewat jalur ini paling cepat satu jam temus, sementara kalau melalui Lamandau harus mutar dulu dan selisih sampai tiga jam,” terang Wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Kalteng III, yang meliputi Kobar, Lamandau dan Sukamara ini.
Sebelumnya ruas ini selalu ditangani oleh jajaran Pemkab setempat dengan cara ditimbun, namun selalu mengalami kerusakan. Oleh sebab itu dalam usulan program multiyears, ruas ini nantinya sebagian akan ditangani menggunakan konstruksi file slab seperti yang direncanakan Pemprov Kalteng, di wilayah Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau, sepanjang 3 km juga akan ditangani dengan konstruksi file slab.
“Jalan itu kalau ditimbun ya tetap rusak, yang cocok ya seperti Bukit Rawi tiga kilo harus file slab. Tapi sudah dianggarkan di Multiyears nanti, karena kemarin Pak Ketua DPRD juga sudah setuju. Anggarannya Rp491,5 miliar, untuk ruas seluruhnya yang 45 km dan file slab 3 km. Karena itu yang parah yang sekarang jadi bubur itu. Kalau musim hujan hancur kaya bubur lah,” pungkas Anggota DPRD Kalteng dua periode ini.
Dengan masuknya program multiyears ke ruas jalan ini diharapkan kedepan jalan yang selama ini selalu dikeluhkan masyarakat setempat dapat teratasi dan jalur transportasi masyarakat dapat berjalan lancar. sgh