PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Aksi massa yang tidak puas terhadap hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) terjadi di Bundaran Besar Palangka Raya, Kamis (20/9) kemarin.
Ratusan massa turun ke jalan untuk memprotes hasil Pemilu yang diduga kuat sarat akan kecurangan. Bentrok antara massa dengan aparat keamanan pun tak terhindari. Dentuman suara bom dan aksi tembak-menembak pun terdengar ketika suatu kelompok membajak mobil rombongan KPU dan menyandera salah satu komisioner.
Namun, dengan sigap dan tanggap personel Brimob turun tangan untuk mengamankan situasi dan menyelamatkan para sandera,
Rangkaian aksi tersebut merupakan Simulasi Penanganan Pengamanan Pileg dan Pilpres 2019 di sela kegiatan Apel Gelar Pasukan Mantap Brata Telabang 2018.
Polda Kalteng menekankan telah siap mengamankan jalannya pesta demokrasi. Menariknya, simulasi pengamanan ini dihadiri langsung Kalemdiklat Polri Komjen (Pol) Unggung Cahyono.
Kegiatan juga diisi dengan deklarasi damai partai politik peserta pemilu 2019 Provinsi Kalteng. Deklarasi ditandai dengan penandatanganan oleh semua unsur, termasuk Gubernur Kalteng, KPU Kalteng, Bawaslu, DAD Kalteng, KNPI dan partai politik.
Kapolda Kalteng Irjen Pol Anang Revandoko mengatakan, Pemilu 2019 memiliki kompleksitas kerawanan dan karateristik yang khas. Karena, untuk pertama kalinya Pileg dan Pilpres dilakukan serentak.
“Peningkatan intensitas politik ini tentunya dapat memunculkan potensi kerawanan dibidang keamanan,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Anang menegaskan Polri berkomitmen untuk terus bekerja keras guna menjamin penyelenggaraan pemilu 2019 dapat berjalan dengan aman, lancar dan damai.
“Berbagai potensi kerawanan sudah dipetakan untuk dilakukan upaya penanganan secara profesional dan berkelanjutan. Pilkada serentak pada 2018 lalu menjadi referensi penting dalam pengamanan Pemilu 2019,” tegasnya.fwa