KUALA PEMBUANG/tabengan.com – Memasuki tahun ajaran baru tahun ini, pelajar di Kuala Pembuang dan sekitarnya mendatangi sejumlah toko buku, alat tulis dan kantor (ATK) serta penjual perlengkapan sekolah.
Merlinda (47), seorang ibu rumah tangga ini mengatakan, menjelang tahun ajaran baru ini dirinya bersama anak-anaknya pergi toko buku dan ATK terdekat untuk mencari keperluan sekolah seperti buku, alat tulis, tas dan juga sepatu.
“Karena 2 orang anak saya naik kelas, jadi harus mencari keperluan sekolahnya yang baru juga,” katanya ketika ditemui di sebuah toko ATK di Kuala Pembuang, Minggu (2/7).
Warga Kuala Pembuang asal Palangka Raya ini menjelaskan, sudah seperti menjadi tradisi jika tahun ajaran baru maka perlengkapan dan keperluan sekolah anak pun harus baru, baik itu yang hanya naik kelas ataupun naik tingkat sekolahnya.
“Mau dia naik kelas atau naik dari SMP ke SMA, kalau tahun ajaran baru pasti semua harus serba baru juga,” terangnya.
Warga lainnya, Ifah (25) mengatakan, untuk keperluan buku dan alat tulis, mencari di Kuala Pembuang sudah cukup mudah ditemukan. Namun, untuk mencari buku-buku atau modul pelajaran masih cukup sulit, sehingga mencari ke daerah tetangga seperti di Sampit, Kotim menjadi alternatif.
“Kita terkadang sulit mencari buku-buku atau modul pembelajaran untuk anak dibawah umur,” ungkap ibu muda ini.
Salah seorang pemilik toko buku dan ATK di Kuala Pembuang, Rizal mengatakan, harga buku per pak dengan isi 10 buah buku berkisar dari belasan ribu hingga puluhan ribu. Harga juga bergantung pada kualitas kertas, merk dan ukuran buku tersebut.
“Harganya mulai Rp13 ribu sampai Rp33 ribu. Harganya juga tergantung kualitas kertas, merk dan ukuran bukunya,” katanya.
Tidak hanya toko buku yang diserbu pembeli, sejumlah jasa jahit pakaian pun kecipratan rezeki tahun ajaran baru ini. Jasa jahit pakaian kebanjiran orderan jahit pakaian sekolah dari orang tua murid yang menginginkan kualitas seragam sekolah anaknya yang lebih bagus.
“Kita kebanjiran orderan baju seragam juga nih, mulai habis bagi rapot kemaren sampai sekarang masih banyak seragam yang harus digarap dan diselesaikan,” jelas Heri, salah satu penjahit pakaian di Kuala Pembuang.c-bam