PALANGKA RAYA/tabengan.com – Sekitar seminggu lamanya beberapa kabupaten di Provinsi Kalteng terendam banjir, belum terlihat Gubernur Kalteng Sugianto Sabran memantau warga yang menjadi korban.
“Saya berobat. Sampai sekarang masih tertatih-tatih dan ada keluarga datang,” ujar Sugianto kepada wartawan, Minggu (23/7).
Meski begitu, Sugianto mengaku tidak tutup mata terhadap korban banjir. “Sejak hari pertama banjir, saya sudah instruksikan Sekda untuk membentuk tim dan mengirimkan bantuan,” kata dia.
Bantuan tersebut selain berasal dari individu, juga berasal dari pemda beberapa kabupaten yang telah disiapkan sebelumnya. “Seperti Kabupaten Kapuas yang memiliki stok beras 28 ton. Saya suruh Sekda mengirim 30 ton ke Kapuas,” ujar Sugianto.
Sementara Katingan belum menyatakan diri perlu bantuan. “Katanya ada stok beras. Kita harus tanya dulu, jangan sampai over. Ujung-ujungnya nanti ada oknum dan berasnya malah dijual,” kata Sugianto. Dituturkannya, Katingan dan Gunung Mas memiliki cadangan beras sekitar 100 ribu ton.
Pemprov Kalteng rencananya menghimpun sekitar Rp7 miliar untuk membeli bantuan sembako bagi warga terdampak banjir. Selain itu, sekitar 200 ribu ton beras Bulog siap didistribusikan. “Minggu depan sudah pasti (dibagikan). Termasuk masalah setelah banjir seperti penyakit, Dinas Kesehatan kita minta bentuk tim,” kata Sugianto.
Tinggi 2 Meter
Sementara dari Katingan dilaporkan, dua kecamatan, yakni Tasik Payawan dan Kamipang, masih dikepung banjir dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Selain merendam ratusan rumah warga di setiap desa, banjir juga merendam fasilitas umum, seperti gedung sekolah, rumah ibadah, dan jalan penghubung.
Karena kepungan banjir, warga dua kecamatan itu terisolasi, tidak bisa ke mana-mana, termasuk ke ibu kota kabupaten.
Sebelumnya di Katingan, ada 7 kecamatan dilanda banjir, yakni 5 kecamatan di wilayah utara dan dua kecamatan di selatan. Dua kecamatan di wilayah selatan ini yang paling parah. Diperkirakan banjir akan bertahan berbulan-bulan, karena kedua kecamatan ini masuk daerah pertemuan antara air sungai dan air laut.
“Banjir yang dulu saja belum surut dengan ketinggian air satu meter lebih di Desa Petak Bahandang, ditambah lagi dengan datangnya banjir kiriman sekarang ini, sehingga ketinggian air
bertambah kurang lebih satu meter lagi sehingga ketinggian air sekarang ini menjadi dua meteran,” kata Pimanto, Camat Tasik Payawan, Minggu (23/7).
Menurut Pimanto, meski banjir sudah melanda desa-desa di kecamatannya, belum ada bantuan sembako dari pemerintah daerah. Ia juga mengaku tak tahu adanya bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat yang diserahkan ke Pemkab Katingan, karena ia tak bisa ke mana-mana lantaran jalur darat terputus akibat banjir.
“Kita terkurung di sini karena untuk menuju Desa Petak Banadang ini melalui jalur darat dari Trans Hiyang Bana terputus hampir 500 meter dengan ketinggian dua meter lebih sehingga aktivitas warga lumpuh total bahkan ekonomi masyarakat juga lumpuh karena tidak bisa bekerja dan ini sudah dilaporkan ke atasan kita,” ungkap Pimanto.
Jumat (21/7) pekan lalu, Plt Bupati Katingan Sakariyas mendapat kunjungan BNPB untuk meninjau kondisi banjir. Saat itu BNPB mengatakan akan ada bantuan berupa dana operasional penanggulangan bencana sebesar Rp200 juta.
“Bantuan sembako nantinya kita serahkan ke Camat maupun kepala desanya untuk mendata warga yang membutuhkan secara skala prioritas, artinya bukan semua yang kena banjir mendapatkan karena bagi warga yang memiliki kemampuan bisa membantu warga lainnya,” ungkap Sakariyas. dre/c-sus