Dapat Bisikan Gaib, Kakak Ipar Tombak Adik Ipar

SAMPIT/tabengan.com – Warga Desa Kelampan, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur, dihebohkan terjadinya pembunuhan sadis Rabu (25/10) sekitar pukul 23.00 WIB. Korban, Darman (44), tewas dengan dua mata luka akibat ditombak oleh M Dianur (36), yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.

Korban dibunuh saat masih berada di dalam rumahnya. Pelaku membawa tombak dari rumahnya di Desa Natai Baru, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kotim.

Dalam pengakuannya, pelaku menghabisi nyawa kakak iparnya itu, karena adanya bisikan gaib yang mengatakan bahwa korbanlah yang telah mengirimkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga harus dihabisi. Aksi sadis pelaku juga disaksikan istri korban yang tidak kuasa mencegah perbuatan kakak kandungnya itu.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa ini bermula ketika pelaku berangkat dari rumahnya di Dusun Rongkang, Desa Natai Baru pukul 17.00 WIB, Rabu (25/10). Dia berangkat mengendarai sepeda motor dengan membawa sebuah tombak.

Jarak rumah pelaku dengan rumah korban cukup jauh. Pelaku terlebih dahulu harus berkendara dari arah Jalan Sudirman Km 42 ke Kota Sampit. Kemudian pelaku melanjutkan perjalanan lagi ke Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan jarak sekitar 40 kilometer dari Kota Sampit. Setelah itu, pelaku harus menyeberangi Sungai Mentaya untuk tiba di Kecamatan Pulau Hanaut menggunakan kelotok penyeberangan. Pelaku tiba di rumah korban sekitar pukul 22.00 WIB.

Setelah tiba di tempat itu, dia langsung mengempeskan ban sepeda motor korban. Pelaku kemudian memancing korban untuk keluar rumah. Korban yang mendengar ada orang di depan rumah langsung pergi ke ruang tamu, dan membuka tirai jendela.

Pada saat itulah, pelaku yang melihat korban membuka tirai, langsung menyerang dengan menusukkan tombak yang menembus kaca hingga mengenai tangan dan perut kiri korban.

Setelah itu, pelaku masuk ke rumah tersebut dan kembali menyerang korban dengan mengarahkan tombak ke punggung. Akibat hujaman tombak, korban tak lama kemudian langsung roboh bersimbah darah.

“Istri korban melihat langsung saat suaminya diserang dengan tombak oleh pelaku. Saat itu korban sempat berjalan ke ruang tengah rumahnya. Sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir,” ujar Sugian, paman korban, saat membawa keponakannya tersebut ke Instalasi Kamar Jenazah RSUD dr Murjani Sampit, Kamis (26/10).

Sementara pelaku yang melihat korban tewas, langsung pergi meninggalkan rumah tersebut. Warga yang mengetahui aksi sadis itu segera melapor ke Polsek setempat. Polisi mengejar pelaku dan berhasil ditangkap aparat Polsek Sungai Sampit, saat dicegat di Jalan HM Arsyad. Pelaku saat itu masih membawa tombak yang digunakannya untuk membunuh korban.

Dari keterangan keluarga korban, diduga salah satu pemicu pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena pelaku yang memercayai ilmu gaib. Sedangkan korban tidak percaya dengan ilmu gaib yang dipelajari oleh pelaku. Masih belum jelas ilmu gaib seperti apa yang dipelajari pelaku.

Selain itu, saat beraksi menghabisi korban, pelaku mengenakan topeng. Usai menbunuh, ia membuka topengnya dan memegang tangan korban serta sempat menyampaikan permintaan maaf. Namun saat itu nyawa korban sudah tidak tertolong lagi.

Usai divisum di RSUD dr Murjani Sampit, jenazah korban dibawa pulang ke Desa Natai Baru, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, untuk dimakamkan. Korban meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak. Pihak keluarga meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya atas perbuatannya. Saat ini pelaku, M Dianur sudah diamankan di Mapolres Kotim.

Pelaku Dendam 3 Tahun
Kapolres Kotim AKBP Muchtar Supiandi Siregar dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Samsul Bahri mengungkapkan, berdasarkan keterangan yang diperoleh, pelaku sehari-hari berprofesi sebagai dukun. Pelaku menyampaikan bahwa korban juga seorang dukun seperti dirinya.

Disampaikannya, pelaku merasa dendam, karena selama 3 tahun ini keluarganya sering kena masalah atau santet yang dikirim oleh korban, sehingga akhirnya pelaku mendapatkan bisikan gaib untuk menghabisi korban.

“Pelaku beraksi menggunakan tombak yang biasa digunakan untuk berburu babi hutan,” terang Samsul.

Menurutnya, pelaku dan korban memang masih ada hubungan keluarga. Istri korban adalah adik pelaku.

Beberapa keluarga korban saat berada di instalasi kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit menyampaikan, bahwa sebelumnya antara korban dan pelaku memang kerap berdebat masalah ilmu gaib.

Pelaku kerap menyampaikan bahwa ilmu gaib yang dimilikinya bisa mendatangkan banyak sarang walet di bangunan walet. Sedangkan korban mengatakan, untuk mendatangkan banyak walet tidak perlu ilmu gaib. c-arb