Hujan Es Bisa Terjadi di Wilayah Rendah dan Lembab

SAMPIT/tabengan.co.id – Pada masa peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan seperti saat ini, rawan terjadi cuaca ekstrem seperti angin kencang, bahkan hujan es. Seperti yang sempat terjadi di Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur, baru-baru ini.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit Nur Setiawan, Kamis (26/10), mengungkapkan, hujan es bisa terjadi di wilayah rendah dan lembab.

“Hujan es bukan di tempat tinggi seperti di jalan raya. Awal hujan es angin bertiup dari timur laut, angin bergerak naik. Namun saat terjadi hujan tiba-tiba angin berbalik arah. Makanya awan CB (comulunimbus) yang cukup rendah, akibat golakan angin yang tidak bisa keluar, sehingga pertikel-partikel es di awan CB langsung jatuh ke permukaan bumi,” terangnya.

Selain itu, kata dia, fenomena hujan es juga kerap terjadi di daerah lain. Peristiwa ini memang cukup jarang terjadi, termasuk di Kabupaten Kotim. “Hujan es sifatnya lokal dan ini termasuk fenomena yang cukup langka,” tambahnya.

Terkait masa peralihan musim, Setiawan menyampaikan, diperkirakan akan berlangsung antara dua minggu hingga satu bulan kedepan. Sedangkan dalam beberapa hari terakhir, diperkirakan akan terjadi hujan ringan hingga sedang.

“Potensi hujan lebih sering terjadi antara siang hingga sore hari. Sedangkan pada pagi hingga siang hari cuaca cenderung terik. Hal ini masih harus perlu diwaspadai, sebab potensi kebakaran hutan dan lahan masih dapat terjadi,” tambahnya.

Kendati demikian, jelasnya, selama sepekan terakhir tidak terdeteksi adanya titik panas di wilayah Kotim. Titik panas hanya terjadi di beberapa kabupaten tetangga, seperti Seruyan dan Katingan.

Sedangkan untuk kondisi angin di masa pelaihan ini bervariasi. Potensi angin kencang akan lebih sering terjadi di wilayah pesisir Kotim. Sementara untuk tinggi gelombang masih dalam kategori aman, antara 0,5 hingga 1 meter. c-arb