PALANGKA RAYA/tabengan.com – Banyaknya usulan sarana dan prasarana bagi para tenaga pengajar mendapat tanggapan dari kalangan DPRD provinsi. Salah satu penunjang penting yang wajib mendapat perhatian adalah rumah dinas.
Dari sejumlah reses dan kunjungan, fasilitas ini terus mendapat keluhan dan usulan. Tidak hanya soal membangun baru saja, namun pembenahan.
“Fasilitas ini juga menjadi faktor bagi kinerja para tenaga pendidik,” ujar legislator dari Fraksi PDIP kepada Tabengan, belum lama ini.
Menurutnya usulan itu yang kerap menjadi keinginan para guru, ketika pelaksanaan reses/kunjungan kerja. Kondisi itu terjadi tidak hanya di satu wilayah saja, namun hampir di semua kabupaten.
Keberadaan rumah dinas guru menjadi poin terpenting bagi tenaga pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Dirinya mengakui keluhan menyangkut fasilitas itu wajib mendapat perhatian, bahkan jelas berkaitan erat dengan kesejahteraan.
Wakil rakyat politisi Hanura ini menuturkan, sangat wajar apabila guru menuntut kesejahteraan.
Mereka yang berjuluk “pahlawan tanpa tanda jasa” itu dituntut untuk memberikan kualitas pendidikan yang baik. Upaya itu terus dilaksanakan terus menerus oleh semua guru.
Dirinya menyebut sudah seharusnya ada keluhan, apabila rumah dinas yang tidak layak huni minta diperhatikan. “Intinya bagaimana seorang guru bisa maksimal mengajar, sementara tempat tinggalnya tidak diperhatikan,” tegas anggota Komisi A tersebut.
Disebutkannya bidang pendidikan, merupakan salah satu sektor yang vital. Tentunya harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Pemerintah daerah perlu meningkatkan, rumah dinas guru tentunya di seluruh wilayah Kalteng. Ini merupakan bentuk perhatian terkait sarana dan prasarana. Khususnya bagi tenaga pendidik, bisa dikatakan, rumdin, adalah motivasi bagi para guru dalam mengajar.
Ditegaskannya, para guru itu, ingin mengabdikan diri. Sayangnya, belum ada tempat tinggal yang memadai. Ironisnya, ada yang ingin mengontrak, namun tidak tersedia. Kalau ikut warga, jelas saja kamarnya terbatas, dan hal itu jelas sangat tidak mungkin dilakukan.
“Mereka ini bekerja di pelosok, dan harus difasilitasi,” ujar Ketua Persatuan Gereja-Gereja Pantekosta se Indonesia (PGPI) wilayah Kalteng itu.
Dirinya juga berharap, jangan hanya memikirkan rehab bangunan sekolah saja, namun yang harus dipikirkan, bagaimana, para tenaga pengajar ini bisa membagi ilmunya dengan nyaman.
Permintaan seperti itu wajar, karena tanpa adanya pendukung semangat kerja tenaga pendidik bisa menurun. Apalagi sektor pendidikan di wilayah pelosok, sangatlah penting.
Dirinya juga berharap apabila peningkatan kesejahteraan itu direalisasikan, harus selaras dengan disiplin. Artinya guru jangan sampai malas mengajar, terutama mereka yang ditempatkan di pelosok pedesaan. drn