PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM -Bandar Udara Tjilik Riwut merupakan salah satu pintu masuk Kalimantan Tengah (Kalteng). Pembenahan terus dilakukan pemerintah demi memberikan pelayanan terbaik, salah satu yang terbaru adalah terminal baru Bandara Tjilik Riwu yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada April 2019 lalu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng Yulindra Dedy, menyampaikan, adanya terminal baru yang sudah 3 tahun beroperasi akan dibarengi dengan pembenahan sisi lain bandara, yakni memperpanjang landasan pacu, dan penguatan landasan. Program ini sudah diajukan selama 2 tahun yang lalu, bahkan ketika beberapa kali presiden dan wakil presiden berkunjung, program tersebut sudah disampaikan.
Pertama, kata Yulindra, program penguatan landasan di Bandar Udara (Bandara) Tjilik Riwut. Informasi dari Angkasa Pura (AP) II, tahun 2021 ini untuk penguatan landasan pacu sudah bisa direalisasikan. Dimana pada pertengahan tahun sudah dalam persiapan lelang. Penguatan landasan pacu dilakukan, sebab goyangan ketika mendarat sangat dirasakan sekali oleh penumpang.
“Kunjungan yang dilakukan Irjen Kemenhub I Gede Pasek Suardika mempertanyakan mengapa ketika mendarat, getarannya sangat terasa sekali. Hal inilah yang membuat landasan pacu perlu dilakukan penguatan. Istilah teknis dalam penerbangan itu, untuk penguatan itu sesuai dengan nilai Pavement Classification Number (PCN). Dimana dari 65 PCN menjadi 80 PCN,” kata Yulindra, saat menyampaikan rencana pembenahan Bandara Tjilik Riwut, Rabu (14/4) di Palangka Raya.
Yulindra mengatakan, tekstur tanah di Kalteng khususnya Palangka Raya bergambut. Kondisi inilah yang sudah saatnya membuat penguatan landasan pacu perlu dilakukan. Landasan yang sudah diperkuat, membuat Bandara Tjilik Riwut akan mampu menahan pesawat dengan ukuran lebih besar.
Kedua, lanjut Yulindra, masalah pemanjangan landasan pacu. Sekarang ini panjang landasan pacu Bandara Tjilik Riwut adalah 2.500 meter. Diajukan permintaan untuk ditambah sepanjang 500 meter, jadinya panjang landasan pacu Bandara Tjilik Riwut adalah 3.000 meter. Permintaan ini sudah disampaikan ketika Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, dan Menhub Budi Karya Sumadi, mengunjungi Kalteng.
Namun, kata Yulindra lagi, pemanjangan bandara masih menemui hambatan berupa gangguan atau obstacle. Gangguan dimaksud berupa ada bangunan yang ketinggiannya dapat mengganggu penerbangan nantinya ketika bandara jadi diperpanjang. Penyelesaiannya, AP II bersama dengan Ombudsman RI Perwakilan Kalteng melakukan pertemuan dengan masyarakat setempat, untuk menyampaikan kondisi tersebut, sehingga dapat diselesaikan sebaik mungkin.
Terpisah, EGM AP II Bandara Tjilik Riwut Siswanto, menyampaikan, untuk perpanjangan bandara masih belum ada, yang ada memang hanya sebatas penguatan saja. Penguatan landasan pacu merupakan perawatan rutin atau overlay yang selalu dilakukan. Sudah beberapa bulan dilakukan kajian oleh konsultan terkait masalah teknis. Dijadwalkan pada Juni 2021 dilakukan lelang.
“Perawatan rutin permukaan landasan bandara ini akan dilakukan dengan cara multiyears, sebab ada cukup banyak pertimbangan demi mendapatkan hasil sesuai dengan standar yang ditetapkan. Permasalahan yang mungkin dihadapi adalah cuaca. Sebelum musim penghujan, penguatan landasan sudah harus dilakukan,” kata Siswanto.
Landasan pacu yang diperkuat ini nantinya, ungkap Siswanto, akan mampu menahan pesawat Boeing 737 seri 900 dengan Airbus 4321.ded