*Jajanan Takjil Ramadan
PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM– Dalam upaya intensifikasi pengawasan jajanan berbuka puasa, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palangka Raya melakukan pengawasan terpadu pangan takjil di beberapa tempat yang ada di Kota Palangka Raya. Sejak memasuki Ramadan 1422 Hijriah, pihaknya sebanyak 2 kali telah turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan langsung.
Kepala BPOM di Palangka Raya Leonard Duma menyampaikan, pada 21 April dilaksanakan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau serta akan dilanjutkan di kabupaten lain di Kalteng. Tingkat kesadaran produsen untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya terhadap makanan olahan, semakin membaik.
“Ini akan terus berproses sepanjang Ramadan dan seminggu setelah Idulfitri akan tetap dilakukan,” kata Leonard, Rabu (21/4/2021).
Hal itu dibuktikan saat uji sampel makanan takjil beberapa hari lalu, hasilnya semua memenuhi syarat. Memang ada hasil uji yang mengandung bahan berbahaya, tetapi merupakan temuan Januari dan Februari. Tentu saja semua itu tak lepas dari upaya yang terus menerus dilakukan petugas BPOM, seperti sosialisasi, informasi, edukasi dan pengawasan.
Terpenting lagi, lanjut Leonard, melakukan pembinaan kepada UMKM agar bisa memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, baik sesuai peraturan Menteri Perdagangan dan BPOM. Selama ini alasan para pedagang, memakai bahan-bahan berbahaya ataupun menjual produk berbahan berbahaya karena ditawarkan suplayer dan ketidaktahuan informasi.
“Kita bersyukur karena perajin home industri di Kalteng cukup memerhatikan dan tidak lagi menggunakan bahan-bahan berbahaya,”ujarnya.
Untuk takjil siap saji, karena lebih banyak ketidaktahuan dan permintaan konsumen yang ingin warna mencolok di makanan, hingga akhirnya mereka menggunakan pewarna.
Leonard menjelaskan, apabila makanan yang mengandung bahan berbahaya dikonsumsi terus menerus, akan terjadi kerusakan organ jaringan dalam tubuh, merusak hati, ginjal dan pankreas dan bisa mengakibatkan kanker.
Leonard mengingatkan kepada produsen agar memproduksi pangan senantiasa menggunakan bahan-bahan yang aman, tidak menggunakan bahan yang dilarang dan terus menerapkan cara pengolahan pangan yang baik. Selain itu, menjaga higienitas karena masalah pada pangan bukan hanya bahan yang berbahaya, tapi juga pencemaran mikroba atau kuman penyakit sehingga olahan harus higenis.
Bagi masyarakat selaku konsumen hendaknya dapat terus menjadi konsumen cerdas dengan selalu melakukan ceklik kemasan, memastikan kemasan dalam keadaan utuh, baca label dengan sungguh-sungguh dan izin edar serta cek kedaluwarsa. Apabila ingin membeli takjil, beli di tempat yang layak dan bersih, terlebih lagi saat ini dalam pandemi Covid-19. yml