KUALA PEMBUANG/tabengan.com – Ragam budaya di Kabupaten Seruyan hingga saat ini belum tergali secara maksimal, bahkan belum ada dokumen khusus yang mendata seberapa banyak budaya itu. Sejauh ini budaya-budaya yang terdapat di Seruyan hanya didengar secara lisan.
Bahkan, beberapa waktu lalu tarian budaya Dayak Seruyan yakni, tarian pesisir yang menjadi juara nasional di Palembang Sulawesi Selatan (Sulsel) pun masih diragukan keasliannya, apakah benar-benar milik Seruyan atau hasil kolaborasi dengan daerah lain.
Bupati Seruyan Sudarsono ketika menyampaikan arahannya di Lomba Bercerita tingkat SD/MI, pekan kemarin, sempat kebingungan ketika di Yogyakarta ada mahasiswa bertanya, budaya di Seruyan itu apa?
“Ketika mereka bertanya budaya Seruyan itu apa? saya sendiri tidak bisa berbicara banyak,” ujarnya.
Sudarsono belum mendapat informasi secara pasti mana yang memang benar-benar ciri khas Seruyan. Harusnya, itu benar-benar tergali, dan terdata. Meskipun hampir sama dengan daerah lain karena di daerah Kalteng ini serumpun, tapi pasti ada ciri khusus.
“Ini menjadi tugas Dinas Pariwisata untuk menggalinya, jangan-jangan yang ada ini hasil mencontoh daerah lain,” ungkapnya.
Tapi, lanjut Sudarsono, Seruyan sesungguhnya memiliki keunikan budaya yang luar biasa mulai dari daerah pesisir sampai ke wilayah hulu. Setidaknya, ada tiga budaya masyarakat lokal di Kabupaten Seruyan, yakni budaya Muslim, ada budaya Dayak sebelah utara di pedalaman, lalu ada pertemuan dua budaya di bagian tengahnya.
Terkait cerita legenda terangnya, banyak cerita-cerita legenda daerah yang bisa didengar oleh anak-anak untuk menambah pemahaman betapa besarnya daerah Seruyan, di antara keragaman budaya di Kalimantan Tengah.
“Kelemahan kita, kurangnya tulisan mengenai cerita-cerita daerah, cerita masyarakat,” terangnya. c-bam