
BANJIR- Kapolsek Aruta Ipda Agung Sugiarto melakukan monitoring debit air Sungai Arut. Saat ini Aruta kembali dilanda banjir.
PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Bencana banjir datang lagi. Tingginya curah hujan hujan 2 hari terakhir, membuat sejumlah daerah di Kalteng terendam air. Di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), misalnya, banjir kembali menerjang wilayah Kecamatan Arut Utara (Aruta).
Kapolsek Aruta Ipda Agung Sugiarto mengatakan, banjir di Kecamatan Aruta saat ini terjadi di Kelurahan Pangkut dan desa-desa yang ada di Aruta. Mengingat curah hujan belum reda, diharapkan warga memerhatikan keselamatan.
“Di Kelurahan Pangkut, permukiman warga yang terdampak banjir di RT 01 dan 02. Hingga saat ini debit air dengan ketinggian 60 cm. Selain itu untuk RT 03, 04 dan RT 05 ketinggian air mencapai 45 cm. Belum ada warga yang mengungsi, kami tetap memberikan imbauan kepada warga,” kata Agung kepada Tabengan, Minggu (4/9).
Agung menjelaskan, pihaknya bersama Koramil dan pihak kecamatan, melakukan patroli untuk monitoring kondisi debit air, termasuk ke wilayah rawan banjir akibat luapan Sungai Arut.
“Sejak Sabtu (3/9) sampai Minggu (4/9), intensitas curah hujan cukup tinggi. Kami langsung berpatroli untuk memantau kondisi debit air sungai, sambil memberikan edukasi kepada warga yang ada di bantaran sungai,” katanya.
Menurut Agung, langkah-langkah yang dilakukan menghadapi kondisi saat ini dengan memberikan edukasi kepada warga, khususnya wilayah yang terdampak banjir. Warga diimbau waspada, jika air terus bertambah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang telah disiapkan.
“Untuk wilayah Kelurahan Pangkut, kami telah mendirikan Posko penanganan banjir di kantor kelurahan dan kecamatan. Sementara untuk desa lainnya yang ada di Arut Utara ini, tempat pengungsian telah disiapkan sebagai antisipasi,” imbuh Agung.
Banjir juga melanda Kabupaten Gunung Mas (Gumas), akibat meluapnya Sungai Kahayan dan anak-anak sungai, Minggu (4/9). Daerah yang terdampak banjir, Kelurahan Tumbang Miri, Desa Penda Rangas, Tumbang Ponyoi, Takaoi di Kecamatan Kahayan Hulu Utara. Selanjutnya Desa Tumbang Anoi, Maraya, Lawang Kanji, Tumbang Marikoi, di Kecamatan Damang Batu.
Lalu Kecamatan Tewah, banjir terjadi di Kelurahan Tewah dan Desa Sarerangan. Di Kecamatan Kurun, banjir merendam Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kuala Kurun, Desa Penda Pilang dan Desa Tumbang Miwan.
Irus, salah satu warga di Kelurahan Tewah, menjelaskan, banjir mulai merendam Kelurahan Tewah sejak Sabtu pagi dan debit air semakin naik bahkan belum ada tanda-tanda akan surut.
“Rumah kami ikut terendam, dan air semakin tinggi. Apalagi hujan masih saja terjadi dan air masih belum surut,” ungkap Irus.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gumas Champili mengatakan, banjir terparah terjadi di Kelurahan Tewah Kecamatan Tewah. Ratusan rumah warga terendam banjir, dengan ketinggian debit air mencapai 140 cm.
Pihaknya telah menurunkan personel tim menuju tempat kejadian serta 1 unit mobil truk dapur umum, 1 unit mobil pikap BNPB, 2 unit mobil lainnya, 1 set tenda pengungsi, 15 rompi pelampung dan 1 buah perahu karet.
“BPBD Gunung Mas telah berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait, serta telah membuka dapur umum dan mendirikan tenda pengungsian di depan Polsek Tewah,” jelasnya.
Akibat banjir tersebut, beberapa fasilitas umum ikut terendam seperti gereja, kantor desa dan sekolah. Selain itu, jalan-jalan juga ikut terendam, bahkan jalan penghubung antara Kecamatan Kuala Kurun menuju Kecamatan Tewah terendam banjir yang tidak bisa dilewati oleh pengguna kendaran roda 2.
“Untuk jumlah korban masih dalam pendataan dan kami juga terus melakukan koordinasi dengan pihak BPBD Provinsi terkait penanganan masyarakat terancam dan terdampak banjir,” c-uli/c-hen





